Cara Terbaik Terhindar dari Cacar Monyet Menurut Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik
Cara terbaik terhindar dari paparan cacar monyet adalah meminimalkan kontak antarmanusia dengan penderita
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit monkeypox atau cacar monyet sejauh ini belum ditemukan di Indonesia.
Namun patut diwaspadai karena cacar monyet dapat menular dari manusia ke manusia.
Baca juga: WHO Berencana Ganti Nama Cacar Monyet untuk Hindari Stigmatisasi
Selain itu, sebaran virus ini juga sudah ditemukan di sejumlah negara di Asia.
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Siloam Hospitals Yogyakarta, dr Ludhang Pradipta R M. Biotech mengatakan, cara terbaik terhindar dari paparan cacar monyet adalah meminimalkan kontak antarmanusia dengan penderita (carrier).
"Penularan virus ini melalui kontak erat, dan dari kasus yang ada didapatkan risiko lebih tinggi pada individu perilaku seks menyimpang," kata Ludhang Pradipta saat edukasi bincang sehat bertajuk Waspada Cacar Monyet Kenali Gejala dan Pencegahannya yang diadakan Siloam Hospital Yogyakarta belum lama ini.
Dikatakannya, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, disebabkan virus monkeypox.
Penyakit ini biasanya dimulai dengan fase inkubasi panjang (5-21 hari), kemudian fase demam (gejala yang mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening(limfadinopati), kemudian berkembang fase ruam, dimana permukaan kulit muncul ruam kemerahan.
"Infeksi virus ini ditandai dengan perubahan ujud kelainan di kulit yang sekilas hampir serupa dengan cacar air", ungkap Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik ini.
Baca juga: Kemenkes Membenarkan Ada Satu Pasien Suspek Cacar Monyet di Cilegon, Kini Jalani Isolasi Mandiri
Pengobatan cacar monyet, kata Ludhang sebenarnya hanya mengurangi gejala yang muncul, terutama nyeri di bagian kulit yang tampak ruam dan bintil.
"Adapun data tentang vaksin juga baru tersedia di beberapa negara endemi, belum sampai di Indonesia sejauh ini," tutur Raden Ludhang.
Penularan Antar Manusia, Protokol Kesehatan Berperan Penting
Ludhang menambahkan, virus cacar monyet dapat melalui perantara formites di permukaan benda mati yang terkontaminasi virus tersebut.
Selain dapat menyebar melalui kontak erat, WHO dan CDC menyebutkan pula penularan dapat terjadi melalui percikan pernapasan (droplet) atau menyentuh luka, atau koreng saat pasien pada fase ruam.
Baca juga: Kemenkes Membenarkan Ada Satu Pasien Suspek Cacar Monyet di Cilegon, Kini Jalani Isolasi Mandiri
"Karenanya pencegahan efektif adalah menegakkan protokol kesehatan melalui penggunaan masker ditempat umum, cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh benda diluar area pribadi pun menjaga jarak ditempat kerumunan, dikontaminasi atau disinfeksi permukaan alat benda yang ada disekitar kita", tutur Ludhang.
Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kasus cacar monyet telah ditemukan di Singapura, yakni sebanyak 13 kasus hingga 3 Agustus 2022.
Kemudian, ada Thailand dan Filipina yang telah melaporkan masing-masing 2 kasus dan 1 kasus cacar monyet.
Baca juga: Monyet di Brasil Diracun Gara-gara Wabah Monkeypox, WHO Beri Peringatan
Sementara, di negara tetangga RI, Australia, telah melaporkan sebanyak 45 kasus cacar monyet. Per 3 Agustus 2022, jumlah kasus cacar monyet di dunia sebanyak 26.208 kasus di 87 negara. Kasus cacar monyet terbanyakmasih dipimpin oleh Amerika Serikat yakni sebanyak 6.616 kasus.
Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menegaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual.