Meski Monkeypox Belum Ditemukan di Indonesia, Ahli Epidemiologi Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, Monkeypox menular melalui kelompok berisiko tinggi
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meskipun belum terdeteksi keberadaan kasus Monkeypox di Indonesia, tapi potensi akan tetap ada.
Pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, Monkeypox menular melalui kelompok berisiko tinggi.
"Dan kelompok ini hampir ada di seluruh dunia, misalnya gay, biseksual maupun PSK, maka tentu potensi itu sangat ada. Mungkin sudah ada tapi belum terdeteksi," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (14/8/2022).
Lebih lanjut Dicky menjelaskan gejala awal dalam kasus Monkeypox.
Biasanya datang dengan berbagai keluhan dalam bentuk kelainan kulit lalu misalnya ruam, bintik-bintik sepeti cacar air.
Baca juga: Jepang Umumkan Kasus Ketiga Monkeypox, Seorang Pria di Pangkalan Udara Militer AS di Yokota
Gangguan kulit ini biasanya ditemukan pada daerah genital, anus, kelamin dan sekitar mulut.
Ini umumnya disertai dengan pembesaran getah bening yang ada di sekitar leher, selangkangan dan ketiak.
"Ini yang harus dipahami, disadari sehingga orang yang mengalami keluhan ini bisa segera datang ke layanan kesehatan," papar Dicky lagi.
Walau pada sebagian kasus, orang yang terinfeksi Monkeypox ini, bergejala ringan. Selain itu tidak langsung menampakkan gejala karena masa inkubasi yang panjang yaitu tiga minggu lamanya. Situasi ini membuat kasus belum terdeteksi.
Oleh karena itu, kata Dicky penting untuk meningkatkan literasi, kewaspadaan dan deteksi dini dengan survelens. Termasuk, penjangkauan kelompok yang berisiko tinggi.
Upaya di atas penting agar tidak terjadi stigma. Di sisi lain agar orang lain bisa waspada, serta paham apa saja gejala dari Monkeypox. Termasuk upaya apa saja yang harus dilakukan.
"Tentu jangan panik dan jangan menutup diri. Tenaga kesehatan juga harus waspada dalam melakukan respon layanan terhadap terduga pasien Monkeypox. Karena penting dilakukan testing. Tujuannya untuk memastikan dan mencegah penularan lebih lanjut," tutupnya.