Yang Lahir Tahun 1980 ke Bawah Berisiko Kecil Terpapar Monkeypox
Masyarakat yang telah melakukan vaksinasi cacar di era 1980-an berisiko lebih rendah terpapar monkeypox.
Editor: Choirul Arifin
"Berbeda sama Covid-19 sudah menular juga lebih cepat menularnya. Kalau cacar monyet menunggu ada ruam dulu baru menular. Kalau belum ada ruam tidak menular. Sehingga menghindarinya lebih mudah," ujar dia.
Dia mengatakan, penularan cacar monyet juga tidak melalui udara, sehingga tidak semudah Covid-19.
"Monkeypox harus dengan kontak fisik. Jadi memang bisa terjadi penularannya tapi susah nularnya," imbuh Menkes.
Dia juga mengatakan, pemeriksaan genome sequencing pada pasien pertama monkeypox atau cacar monyet di Indonesia masih dilakukan. Hal itu dilakukan guna memastikan tipe cacar monyet seperti apa yang menginfeksi pasien tersebut.
"Sekarang sudah kita genome sequencing, kita belum tahu ini variannya yang mana, tapi kalau kita lihat dia (pasien) masih baik-baik saja, itu harusnya bukan yang fatal," ujar Menkes Budi.
Ia menerangkan, terdapat dua tipe cacar monyet di dunia, yakni dari Afrika Tengah dan Afrika Barat. Biasanya yang banyak di Eropa dan Asia adalah monkeypox dengan tingkat fatalitasnya rendah.
"Teman-teman tidak usah terlalu khawatir karena fatalitas rendah masuk rumah sakit dan meninggalnya bukan gara-gara virusnya tapi secondary infection," imbuhnya.
Menurutnya, mecegah penularan monkeypox ini lebih mudah daripada Covid-19. Penularan utama monkeypox adalah kontak fisik langsung dengan penderita yang telah menunjukkan gejala seperti ruam-ruma pada wajah, kaki, maupun area genitalia.
"Secara saintifik cacar monyet ini susah menularinya. Karena dia terjadi pada saat sudah bergejala, orang sudah sakit, sudah bintik-bintik ya, jangan kita dekat yang sakit itu," tutur Budi.
Sejauh ini dari data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 35 ribu orang yang terinfeksi hanya 12 orang yang meninggal dunia. Adapun kasus kematian tidak langsung disebabkan oleh Monkeypox yang menjangkiti kulit.
Namun infeksi bakteri yang menyebar pada organ-organ lain seperti paru-paru dan otak.
"Meninggalnya biasa karena infeksi bakteri di paru-paru atau pneumonia, meningitis di otak oleh bakteri tapi bukan meninggalnya gara-gara infeksi oleh virusnya di kulit. Jadi buat teman-teman nggak usah terlalu khawatir ini," ujar Budi.
Ahli Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman meminta masyarakat tidak khawatir atau panik berlebihan terhadap monkeypox.
"Jangan terlalu khawatir. Yang jelas biasakan penggunaan masker, kemudian cuci tangan dan yang jelas pada kelompok sekitar jika ada luka di kulit sudah jelas jangan berdekatan. Kalau bepergian, pakai jaket, tapi tidak jadi parno atau panik," ujarnya.