Ragam Manfaat Daun Holy Basil, Sejak Lama Digunakan untuk Pengobatan Ayurveda
Daun ruku-ruku yang juga sering dikenal dengan nama Tulsi ini, dipercaya mampu mengoptimalkan sistem respon imun, mempengaruhi sel imun spesifik
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daun ruku-ruku atau biasa dikenal dengan nama holy basil memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk pengobatan dan menjaga imun badan.
Itu sebabnya, daun kuru-kuru yang bentuknya mirip dengan daun kemangi ini sudah sejak lama digunakan dalam teknik pengobatan ayurveda di India.
Dokter Eric Daniel Tenda, dokter spesialis penyakit dalam intervention pulmonologist mengatakan, daun kuru-kuru berfungsi sebagai immunomodulator.
Daun ruku-ruku yang juga sering dikenal dengan nama Tulsi ini, dipercaya mampu mengoptimalkan sistem respon imun, mempengaruhi sel imun spesifik, mendorong imunitas seluler; berkomunikasi dengan sel-T, dan mengarahkan sel-sel pembunuh alami (sel NK) serta meningkatkan aktivitas mereka ketika tiba saatnya secara langsung membunuh sel-sel yang terinfeksi.
"Daun kuru-kuru juga mampu menyeimbangkan produksi antibodi dan mengaktifkan mekanisme pertahanan alami tubuh, atau yang disebut dengan immunitas bawaan,” ujarnya di acara peluncuran suplemen makanan Nutrilite I-Defense oleh Amway Indonesia di Jakarta, Selasa (13/9/2022).
Agnes Widyasari, nutrition & wellness training specalist mengatakan, Holy basil sudah sejak lama digunakan sebagai pengobatan di India.
Baca juga: Ratu Elizabeth berada di bawah supervisi medis di Balmoral, Skolandia
"Hasil riset, holy basil bermanfaat sebagai imuno regulator atau cara kerja pada sistem imun di tubuh serta berperan sebagai anti stres," ujarnya.
Selain itu, holy basil juga mengatur kadar gula darah dan kadar lemak darah, mencegah stres oksidatif serta menjaga sistem pernafasan.
"Untuk penderita asma, Holy basil mampu memberikan respon lebih bagus jika patogen tersebut masuk ke tubuh," jelasnya.
Febriani Rusli, Group Product Manager Amway Indonesia mengatakan, holy basil dikenal kaya akan vitamin A dan C, kalsium, zat besi, dan klorofil.
Daun ini juga sering dijuluki sebagai ratu herbal dan merupakan tanaman herbal adaptogenik, yang berarti membantu tubuh untuk "beradaptasi" terhadap perubahan, stres, atau paparan yang menantang tubuh.
"Ruku-ruku (holy basil) juga dapat membantu mendukung ketahanan dan peremajaan yang dapat membantu manusia bangkit kembali lebih cepat ketika sistem kekebalan tubuh terganggu," ungkapnya.
Baca juga: Pria Ini Mengaku Tak Pernah Sakit Karena Konsumsi Kayu dan Dedaunan Selama 25 Tahun
Karena kehebatan kandungannya, Amway membudidayakan holy basil di India sebagai bahan utama pembuatan suplemen Nutrilite I-Defense.
Dia menjelaskan, holy absil ditanam, dipanen, dan diproduksi di pertanian organik yang tersertifikasi NutriCert.
Proses pemanfaatannya menggunakan metode yang dapat ditelusuri dari hulu ke hilir melalui 9 tahap yang dapat ditelusuri alias traceability.
Untuk penggunaan Holy basil, sejauh ini tidak ada pembatasan pada penggunaannya.
Selain holy basil sebagai bahan baku utama, Nutrilite i-Defense menggunakan bahan baku zinc, selenium, tembaga dan citrus bioflavonoid yang dirancang untuk mendukung kekebalan tubuh dan sistem pernafasan.
Dijelaskan, suplemen ini direkomendasikan untuk digunakan oleh orang sehat. Untuk penggunaan pada orang sakit disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dokter Eric Daniel Tenda menambahkan, berdasar pengalaman pribadinya saat terkena Covid-19 tanpa gejala, dirinya cepat sembuh setelah minum suplementasi secara konsisten dengan didukung pola hidup sehat dan vaksinasi.
Berapa persen suplemen bisa memberikan boost pada sistem imun kita?
"Kita tidak bisa memastikan apakah pola.makan kita cukup gizi atau tidak, maka suplementasi menjadi pelengkapnya. Jika kita punya suplementasi, sifatnya sebagai add on dari basic nutrisi yang kita konsumsi," jelasnya.
Dijelaskan, kandungan wajib apa yang harus dimiliki suplemen, selain vitamin C, D dan E yang selama ini digunakan, juga zinc selenium, iron dan holy basil.
Soal apakah suplementasi boleh dikonsumsi terus menerus terutama jika dosisnya tinggi, dia mengatakan, jika dikonsumsi secara rutin boleh boleh saja.
"Yang mesti dipahami, jika suplementasi tersebut sudah ada sediaannya biasanya sudah ada risetnya sampai dosis berapa boleh dikonsumsi tanpa perlu pengawasan dokter," jelasnya.
Ditambahkan, orang usia lanjut dengan risiko fraktur terhadap tulang tidak bisa dibebaskan konsumsi suplementasi dosis tinggi.
"Suplemen yang selama ini beredar di masyarakat bisa dikonsumsi tanpa pemgawasan dokter kecuali suplementasi yang diberikan oleh dokter rumah sakit," ungkapnya.
Agnes Widyasari menambahkan, kandungan Zinc (seng) pada suplemen memiliki peranan dalam sistem imun adaptif. Yakni sistem imun yang akan menyesuaikan dengan serangan yang diterima tubuh dari luar.
Sementara itu, selenium juga bekerja sebagai antioksidan dan menyeimbangkan radikal bebas pada tubuh dan dari luar. Menurutnya, Zinc bisa ditemukan di banyak makanan seperti pada aneka makanan laut dan hati ayam.
Jika sudah konsumsi banyak makanan mengandung zinc apakah suplementasi dengan kandungan zinc masih diperlukan? "Masih karena tubuh tidak mampu menyimpan zinc.
Mengutip hasil riset S Gupta 2020 dan WHO, di negara-negara berkembang, 20,6 persen remaja wanita dan 32,2 persen remaja pria mengalami defisiensi zinc.
Sementara, 31,2 persen wanita usia 20-59 tahun mengalami defisiensi zinc dan 17 persen populasi global berisiko kekurangan zinc. "Karena ada risiko defisiensi tadi maka diperlukan asupan suplementasi yang juga mengandung Zinc," ujar Agnes.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.