Inhalasi Hidrogen Jadi Tren, Dokter: Belum Ada Manfaatnya, Disarankan Tak Digunakan
Akhir-akhir ini banyak beredar informasi mengenai terapi inhalasi hidrogen dan penggunaannya. Benarkah bermanfaat?
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Akhir-akhir ini banyak beredar informasi mengenai terapi inhalasi hidrogen dan penggunaannya. Benarkah bermanfaat?
Disebut-sebut kegiatan ini memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Baca juga: Manfaat dan Kelemahan dari Inhalasi Hidrogen, Mengurangi Peradangan pada Pasien Asma
Bahkan inhalasi hidrogen ini menjadi tren di sejumlah orang dan kini dijual di marketplace dengan beragam harga mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Diketahaui, baru-baru ini sekelompok emak-emak tampak melakukan kegiatan tersebut itu dan ramai dibicarakan jagat maya.
Timbul pertanyaan apakah penggunannya benar-benar bermanfaat?
Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) DR.dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P (K) FISR, FAPSR mengatakan, belum ada bukti kuat bahwa inhalasi hidrogen ini memiliki manfaat mencegah atau mengobati penyakit.
Sampai saat ini manfaat inhalasi hidrogen yang baik hanya ditemukan di uji coba pada hewan.
"Penelitian pada manusia masih sedikit dan hasilnya pun berbeda-beda. Belum ada efek positif pada manusia," kata dia dalam video yang diterima, Senin (19/9/2022).
Dokter spesialis paru ini mengatakan, inhalasi hidrogen sebaiknya tidak digunakan belum ada bukti pada manusia.
Belum diketahui apakah inhalasi hidrogen ini dapat memicu masalah kesehatan
Namun penggunaan selang inhalasi tidak bebas risiko.
Risiko penggunaan selang bisa berupa iritasi atau perlukaan pada hidung hingga risiko infeksi bila digunakan tanpa perawatan yang benar dan tidak terjaga kebersihannya.
"Masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut dan memerlukan jumlah subyek penelitian yamg lebih banyak untuk melihat lebih banyak manfaat," ungkap dokter Agus.
Ia pun mengingatkan, agar masyarakat jangan mudah terbawa mengikuti tren yang belum jelas informasi.
"Jangan mudah terbawa informasi yang yang berlebihan. Cari informasi langsung ke pakarnya," pesan dia.