Mengenal Alzheimer dan Demensia: Ketahui Faktor Penyebab, Tahapan, dan Cara Kurangi Resiko Terkena
Mengenal Alzheimer dan Demensia yang terjadi pada manusia, hari ini 21 September 2022 adalah peringatan Hari Alzheimaer Sedunia, simak tujuannya.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Berikut mengenal Alzheimer dan demensia yang terjadi pada manusia.
Tepat pada hari ini adalah peringatan Hari Alzheimaer Sedunia, Rabu (21/9/2022).
Peringatan Hari Alzheimaer Sedunia bertujuan untuk mengkampanyekan kesadaran akan meningkatnya dimensia yang disebabkan oleh penyakit alzheimer kepada manusia di seluruh dunia.
Alzheimer dan demensia adalah saling berkaitan.
Sebab, mengutip dari laman alzi.co.id, demensia terjadi ketika otak mengalamai kerusakan akibat penyakit satu di antaranya adalah Alzheimer.
Demensia sendiri adalah serangkaian gejala seperti kehilangan memori, kesulitan mengingat atau berpikir dan ganguan komunikasi.
Baca juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Alzheimer Sedunia 2022, Beserta Cara Buat dan Bagikan di Media Sosial
Ada berbagai jenis demensia, namun umumnya dinamai sesuai dengan kondisi yang telah menyebabkan demensia tersebut.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab umum dari gejala demensia.
Ketika mengalami sakit, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak.
Otak yang mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.
Itulah yang menggambarkan istilah pada gejala demensia yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran.
Sejauh ini belum diketahui faktor utama yang menyebabkan penyakit Alzheimer.
Namun kemungkinan terjadi dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
1. Usia
Resiko terbesar dari penyakit demensia adalah usia.
Perbandingan pengaruh demensia yang terjadi karena usia adalah satu dari 14 orang usia 65 tahun.
Serta satu dari enam dorang di atas usia 80 tahun.
2. Genetik
Beberapa keluarga pasti mempunyai penyakit bawaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dalam sebuah keluarga, hal ini sering terjadi ketika penyakit muncul relatif lebih awal.
Sebagian besar kasus ini, dipengaruhi dari gen penyakit Alzheimer yang diwariskan oleh orang tua.
Jika orang tua atau anggota keluarga lain cenderung terkena Alzheimer, kemungkinan terserang Alzheimer lebih tinggi.
Daripada orang yang tidak memiliki kasus Alzheimer pada keluarganya.
3. Lingkungan
Kontribusi lingkungan dapat menyebabkan timbulnya penyakit Alzheimer, masih perlu dipelajari.
Beberapa tahun lalu, da kekhawatiran bahwa paparan aluminium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
Namun, ketakutan itu sebagian besar telah diabaikan.
4. Penyebab lain
Adapun penyebab lain yang dapat menyebabkan terserang resiko penyakit Alzheimer, antara lain:
- Orang yang memiliki kelainan kromosom, seperti pada orang yang tekena down sindrome
- Orang yang memiliki cedera kepala berat atau leher
- orang yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi atau diabetes memiliki peningkatan risiko perkembangan penyakit Alzheimer.
Baca juga: Apa Saja Komplikasi Diabetes? Penyakit Kardiovaskular hingga Alzheimer
Pekembangan tahapan Alzheimer
Bagaimana seseorang mengalami demensia tergantung pada banyak faktor.
Termasuk kondisi fisik, ketahanan emosional dan dukungan bagi mereka.
Semua jenis demensia bergerak secara progresif.
Hal itu menunjukan bahwa struktur kimia otak menjadi semakin rusak dari waktu ke waktu.
Kemampuan seseorang untuk mengingat, memahami, berkomunikasi dan berpikir secara bertahap pun menurun.
Seberapa cepat perkembangan demensia tergantung pada individu itu sendiri.
Setiap orang unik dan mengalami demensia dengan cara mereka sendiri.
Baca juga: Selain Idap Diabetes, Kerabat Sebut Dorce Gamalama Alami Demensia dan Alzheimer
Cara mengurangi resiko Demensia
1. Menjaga kesehatan jantung
2. Bergerak, berolahraga produktif
3. Mengkonsumsi sayur atau buah supaya terpenuhi kebutuhan gizi dengan seimbang
4. Menstimulasi otak, fisik, mental, dan spiritual
5. Sering bersosialisasi dan beraktifitas yang positif
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)