Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

IDAI: Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Tersebar di 20 Provinsi, Terbanyak DKI Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, adanya penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in IDAI: Kasus Gangguan Ginjal Akut Misterius pada Anak Tersebar di 20 Provinsi, Terbanyak DKI Jakarta
istimewa
Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, adanya penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, adanya penambahan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia.

Data terbaru disebutkan, ada 192 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Tanah Air sejak awal tahun 2022.

"Data yang dilaporkan ke kami sudah terkumpul 192 kasus dari 20 Provinsi. Laporan ini kumulatif dari Januari sampai sore ini," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso dalam acara daring, Jakarta, Selasa (18/10/2022).

Berdasarkan data yang dikantongi pihaknya, kasus gangguan ginjal akut atau acute kidney injury, paling banyak tersebar di DKI Jakarta.

Disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat dan kota-kota besar lainnya.

Baca juga: IDAI Tekankan Pemeriksaan Dini untuk Antisipasi Gangguan Ginjal Akut pada Anak

"Paling banyak itu di DKI 50 kasus, kemudian di 24 kasus Jawa Barat, kemudian di Jawa Timur 24 kasus, di Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus," beber Piprim.

Berita Rekomendasi

Penderita masih didominasi oleh bayi di bawah usia lima tahun (balita), dimana pasien sebagian besar balita. 

Adapun rincian temuan kasus tersebut, dua kasus di Januari, dua kasus di bulan Maret, enam kasus pada bulan Mei, tiga kasus pada Juni, sembilan kasus di bulan Juli, 37 kasus di bulan Agustus, dan 81 kasus di bulan September.

Mengenai penyebabnya, para pakar masih terus menggali, dimana terdapat pendapat mulai MISC (Sindrom Peradangan Multisistem) maupun kecurigaan dari obat batuk asal India dengan kandungan Etilen Glukol (EG).

"Kalau bicara masalah penyebab ada beberapa teori ada MISC, tapi kalau MISC kita sudah pengalaman obat-obatan, tapi ada juga sudah diobati pasien ngga membaik," imbuh Piprim.

"Ada juga kecurigaan obat-obatan impor, sedang kita periksa di laboratorium. Tapi sampai sekarang sedang menuju ke sebab tunggal," jelasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas