Fatty Liver: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Berikut ini gejala, penyebab, hingga pengobatan untuk penyakit Fatty Liver atau penyakit hati berlemak
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Fatty Liver adalah kondisi di mana ada penyimpanan lemak berlebih di organ hati.
Beberapa kasus, fatty liver tidak menyebabkan masalah serius bagi pengidapnya.
Dan sebagian lain, fatty liver dapat menyebabkan kerusakan hati.
Meski begitu, kita bisa mencegah atau menyembuhkan fatty liver dengan mengubah gaya hidup.
Organ hati yang sehat adalah yang mengandung sedikit lemak.
Namun jika lemak telah mencapai 5-10 persen dari berat Hati, maka hal tersebut bisa menjadi sebuah masalah.
Baca juga: Manfaat Kedelai untuk Kesehatan, Tingkatkan Aktivitas Metabolik hingga Baik untuk Tulang
Dalam kebanyakan kasus, penyakit hati berlemak ini tidak menyebabkan masalah serius atau menyebabkan masalah fungsi hati.
Namun sekitar 7-30 persen dari penyakit hati berlemak bisa makin memburuk dalam tiga tahap, yakni:
1. Hati menjadi meradang (bengkak) yang bisa merusak jaringannya atau disebut steatohepatitis.
2. Jaringan parut terbentuk dan hati menjadi rusak atau disebut fibrosis
3. Jaringan parut meluas dan menggantikan jaringan sehat.
Pada tahap ini, penderita akan mengalami sirosis hati.
Sirosis hati adalah akibat dari kerusakan parah pada hati.
Jaringan parut keras yang menggantikan jaringan hati yang sehat memperlambat fungsi hati.
Akhirnya, itu dapat menghentikan fungsi hati sepenuhnya.
Sirosis dapat menyebabkan gagal hati dan kanker hati.
Baca juga: 8 Manfaat Granola untuk Kesehatan: Atasi Deabetes hingga Bantu Cegah Anemia
Jenis Fatty Live
Ada dua bentuk utama penyakit hati berlemak.
1. Penyakit hati berlemak akibat alkohol
Mengutip Mayoclinic, penyakit hati berlemak akibat alkohol disebabkan oleh konsumsi minuman keras.
Sekitar 5 persen masyarakat AS memiliki penyakit jenis ini.
2. Penyakit hati berlemak nonalkohol
Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) atau penyakit hati berlemak nonalkohol terjadi pada orang yang bukan peminum berat.
Di Amerika Serikat, kondisi ini mempengaruhi satu dari tiga orang dewasa dan satu dari 10 anak-anak.
Beberapa faktor, seperti obesitas dan diabetes, dapat meningkatkan risiko.
Baca juga: Manfaat Teh Hitam untuk Kulit: Dapat Cegah Infeksi hingga Memperlambat Penuaan Dini
Faktor Risiko
Peluang terkena fatty liver akan meningkat jika:
- Hispanik atau Asia
- Wanita pascamenopause
- Memiliki obesitas dengan tingkat lemak perut yang tinggi.
- Memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
- Memiliki apnea tidur obstruktif (saluran napas tersumbat yang menyebabkan pernapasan berhenti dan mulai saat tidur).
Penyebab Fatty Liver
Ada beberapa penyebab penyakit hati berlemak, seperti:
- Obesitas
- Diabetes tipe 2 atau resistensi insulin
- Memiliki sindrom metabolik (resistensi insulin, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan kadar trigliserida tinggi)
- Mengonsumsi obat tertentu seperti amiodarone (Cordarone®), diltiazem (Cardizem®), tamoxifen (Nolvadex®) atau steroid.
Baca juga: 6 Manfaat Lidah Buaya untuk Kulit: Mempermudah Penyembuhan Luka hingga Menyamarkan Noda di Wajah
Gejala Fatty Liver
Ada beberapa gejala bagi penderita penyakit hati berlemak ini.
1. Sakit perut atau rasa penuh di sisi kanan atas perut
2. Mual, kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan
3. Kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan (jaundice)
4. Perut dan kaki bengkak (edema).
5. Kelelahan ekstrim atau kebingungan mental.
6. Merasa lemas
Diagnosis
Karena penyakit ini sering tak menunjukkan gejala, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter jika telah terjadi obesitas atau memiliki riwayat diabetes.
Baca juga: Manfaat Wortel untuk Kesehatan: Tingkatkan Imunitas hingga Kesehatan Mata
Pengobatan
Tidak ada obat khusus untuk penyakit hati berlemak.
Sebaliknya, dokter fokus membantu mengendalikan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
Mereka juga merekomendasikan untuk membuat perubahan gaya hidup yang secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan.
Perawatan meliputi:
- Menghindari alkohol
- Mengurangi berat badan
- Minum obat untuk mengontrol diabetes, kolesterol dan trigliserida (lemak dalam darah)
- Mengambil vitamin E dan thiazolidinediones (obat yang digunakan untuk mengobati diabetes seperti Actos® dan Avandia®) dalam kasus tertentu .
(Tribunnews.com, Renald)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.