Kanker Serviks Sebabkan 21.003 Kematian di Indonesia di Tahun 2020
Belum adanya proteksi dari vaksinasi HPV juga bisa menjadi faktor utama penyebab kanker serviks
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Data Observasi Kanker Dunia (Globocan), tercatat, ada 21.003 kematian akibat kanker serviks pada 2020 di Indonesia.
Masih pada data yang sama, terdapat 88 kasus baru dan lebih dari 50 kematian akibat kanker leher rahim setiap harinya di Indonesia.
Fakta ini menjadikan kanker serviks sebagai kanker dengan insiden dan kematian tertinggi kedua setelah kanker payudara di Indonesia.
Dokter Spesialis Kandungan dan Ginekologi, Dr dr Cindy Rani SpOG-KFER, menjelaskan kanker serviks kerap tidak menimbulkan gejala sehingga sering kali baru terdeteksi setelah memasuki stadium lanjut.
Baca juga: 3 Anak Meninggal Dunia Diduga Hepatitis Akut, Kemkes: Mereka ke RS Sudah Stadium Lanjut
Namun, terdapat gejala umum dari kanker serviks yang harus diwaspadai.
Di antaranya, pendarahan vagina yang tidak normal, keputihan yang tidak biasa dan frekuensi buang air kecil meningkat.
Lalu bisa dijumpai juga gejala mudah lelah, nyeri saat berhubungan intim, hingga bercak darah di urine.
Sayangnya, perempuan masih sering takut untuk melakukan kontrol karena stigma dan mitos yang banyak beredar, misalnya takut dicap gemar gonta ganti pasangan.
"Padahal, meskipun hanya mempunyai satu pasangan seksual, tetap berpotensi tertular HPV apabila pasangannya telah terinfeksi HPV," ungkapnya pada kelas jurnalis Pencegahan Kanker Serviks di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Ada faktor lain yang dapat menyebabkan munculnya kanker serviks.
Di antaranya riwayat keturunan, pola hidup tidak sehat dan penggunaan pil KB.
Belum adanya proteksi dari vaksinasi HPV juga bisa menjadi faktor utama penyebab kanker serviks.