Orangtua Tak Perlu Khawatir, Demam Batuk dan Pilek Bagian dari Tumbuh Kembang Anak
Menurut dokter spesialis anak Fransisca Handy, demam, batuk dan pilek dibutuhkan demi membangun sistem imunitas.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua kerap kali panik saat anak mengalami demam, batuk dan pilek.
Padahal, tidak perlu panik ketika anak demam, batuk dan pilek, karena merupakan suatu hal yang wajar pada anak-anak.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak RSIA Binamedika Dr. Fransisca Handy Sp.A.
Baca juga: Berikut Teknik Pijat Pada Bayi Saat Alami Konstipasi dan Batuk Pilek
"Karena batuk pilek bagian tumbuh kembang anak, tidak ada anak yang melewati balita tanpa batuk pilek," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Senin (3/12/2022).
Demam, batuk dan pilek dibutuhkan, demi membangun sistem imunitas.
Dr Fransisca pun menjelaskan imunitas tubuh ada yang didapatkan sejak lahir.
Lalu, ada juga yang didapatkan dari perjalanan hidup dan akan bersifat menetap lama.
Imunitas yang terakhir ini didapat dari dua hal. Pertama lewat vaksinasi, kedua terinfeksi oleh penyakit.
"Dapat dari mana? Satu dari vaksin tentunya, kedua kalau tidak ada vaksin yang ringan itu harus sakit agar mendapat kekebalan," paparnya lagi.
Ia pun menjelaskan secara ringkas bagaimana anak bisa terinfeksi dan mendapatkan kekebalan.
"Bulan ini dapat virus A, badan kita bikin antibodi untuk virus A. Begitu pula saat terinfeksi virus B, tubuh membentuk antibodi untuk B, begitu terus," papar dr Fransisca.
Pada akhirnya, setelah sedikit besar atau masuk sekolah dasar, anak mulai jarang sakit.
"Ahirnya Ketika anak sudah sekolah, umumnya sudah jarang sakit. Perhatikan tidak? Sakit itu kan di masa balita saja yang sering," pungkasnya.
Lantas apa yang bisa dilakukan saat anak demam dan batuk pilek?
Menurut dr Fransisca orangtua perlu tahu pertolongan pertama serta tanda bahaya saat anak sakit.
Misalnya, pertolongan yang bisa dilakukan membuat anak merasa nyaman hingga cukupi cairan anak.
Perbanyak konsumsi air putih, sedangkan atau berikan ASI jika masih menyusui.
Kalau sudah bisa makan, maka bisa memasukkan kuah sayur, air kelapa, air putih dan sebagainya.
Saat anak mengalami batuk pilek, dr Fransisca orang tua bisa membantu dengan menyamankan saluran pernafasan anak.
Contohnya mematikan pendingin udara dan tidak dinyalakan terus menerus. Tujuannya agar udara tidak terlalu kering.
Namun orangtua perlu waspada jika demam tidak membaik, atau disertai dengan kejang.
"Lalu bila ada pendarahan entah dari hidung atau kulit. Apalagi kalau di BAB-nya itu harus di bawa ke RS. Kemudian tanda bahayanya adalah dehidrasi atau kekurangan cairan," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.