Kelebihan dan Kekurangan Tampon, Produk Penyerap yang Digunakan saat Menstruasi
Kelebihan dan kekurangan Tampon. Produk ini berbentuk ramping dan nyaman ketika digunakan beraktivitas, tapi sulit digunakan oleh sebagian wanita.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kelebihan dan kekurangan tampon.
Tampon merupakan produk yang digunakan saat menstruasi atau haid.
Produk ini berbentuk seperti kapsul penyerap yang terbuat dari katun, rayon, atau campuran keduanya, dikutip dari Sutter Health.
Banyak wanita yang beralih menggunakan tampon daripada pembalut karena praktis, namun ada juga yang lebih memilih pembalut.
Selengkapnya, simak kelebihan dan kekurangan tampon.
Baca juga: Serba-serbi Tampon: Tips Pilih Ukuran Tampon, Cara Pakai Tampon, dan Atasi Rasa Sakit
Berikut ini kelebihan dan kekurangan Tampon, dikutip dari India Times:
Kelebihan tampon
1. Kenyamanan
Kebanyakan wanita cenderung menganggap tampon lebih nyaman dipakai daripada pembalut.
Menggunakan tampon memungkinkan wanita untuk tetap lebih aktif, tanpa khawatir darah menstruasi akan bocor.
2. Kebersihan yang lebih baik
Kebanyakan wanita merasa menggunakan tampon membuat mereka merasa lebih bersih.
Tampon tidak membuat wanita terlalu merasakan aliran darah menstruasi yang keluar.
Jika dibandingkan dengan pembalut, tampon lebih praktis.
Bahkan, celana dalam akan tetap terasa bersih jika dibandingkan dengan pembalut yang dapat berkerut, berantakan, dan bisa berbau jika dipakai terlalu lama.
3. Aman dipakai ketika berenang
Kelebihan tampon lainnya adalah bentuknya yang simpel.
Tidak seperti pembalut, tampon memungkinkan wanita berenang selama menstruasi.
Tampon juga menawarkan lebih banyak kenyamanan daripada pembalut ketika digunakan sambil berenang.
Sehingga wanita dapat berolahraga dan melakukan aktivitas fisik lainnya selama periode menstruasi.
4. Tidak ada visibilitas
Tampon memiliki bentuk yang ramping dan kecil.
Penggunaan tampon juga mengurangi visibilitas ketika menggunakannya selama menstruasi.
Pembalut dapat terlihat melalui celana wanita, yang terkadang bisa sangat memalukan.
Dengan tampon, wanita tidak perlu lagi khawatir tentang garis-garis yang biasa muncul di celana saat mengenakan pembalut.
5. Tidak berbau
Penggunaan pembalut terkadang menghasilkan bau yang tidak sedap.
Jika wanita memakai pembalut terlalu lama, darah menstruasi yang terlalu lama berada di pembalut dapat menyebabkan bau.
Saat wanita memakai tampon, ia bisa menghindari bau selama melepasnya tepat waktu.
6. Dapat mengenakan pakaian dalam apapun
Ketika menggunakan pembalut, wanita perlu mengenakan pakaian dalam untuk mencegah potensi kebocoran.
Selain itu, jenis celana dalam yang digunakan juga harus sesuai bentuk pembalut.
Dengan tampon, wanita bisa mengenakan pakaian dalam dan pakaian apapun yang ia suka.
Hal ini dengan catatan tampon yang digunakan pas.
7. Tampon mudah dibawa
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tampon memiliki bentuk yang ramping.
Bentuk ini memungkinkan wanita untuk menyimpan tampon di dalam dompetnya.
Selain itu, tampon juga tidak akan memakan tempat di tas dan saku.
Pembalut wanita dapat menghabiskan lebih banyak ruang di dompet daripada tampon.
Selain itu, tampon juga lebih mudah dibuang daripada pembalut.
Baca juga: Mengenal Tampon: Manfaat, Cara, dan Tips Menggunakannya
Kekurangan Tampon
1. Risiko lebih tinggi terkena sindrom syok toksik (TSS)
Penggunaan tampon dapat meningkatkan risiko TSS, meski pengunaannya tidak selalu menyebabkan TSS.
TSS disebabkan ketika bakteri strep berkembang di vagina dan diserap ke dalam aliran darah.
Gejala TSS termasuk demam, mual, muntah, diare, pusing, dehidrasi, nyeri otot, dan lain-lain.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, TSS juga dapat berakibat fatal jika tidak didiagnosis pada waktu yang tepat.
2. Sulit digunakan
Beberapa wanita menghindari tampon karena bentuk dan pemakaiannya yang sulit.
Mereka lebih memilih menggunakan pembalut karena tampon lebih sulit digunakan, terutama bagi pemula.
Wanita ragu untuk beralih ke tampon karena harus dimasukkan ke dalam tubuh dan proses tersebut tidak bisa dilakukan oleh semua wanita.
Alasan ini dapat dimengerti karena tampon bisa menjadi produk yang menakutkan bagi sebagian wanita.
3. Tidak ramah lingkungan
Bahan pembungkus tampon, Polypropylene, tidak dapat terurai secara hayati.
Beberapa penelitian menunjukkan bahan kimia seperti pestisida dan klorin digunakan untuk memutihkan kapas yang digunakan dalam tampon.
Selain itu, Dioksin juga digunakan selama pembuatan tampon dalam jumlah kecil.
Meski kandungan dioksin dalam tampon tidak cukup menimbulkan risiko kesehatan, namun diyakini dapat menyebabkan peradangan.
Baca juga: Apa Itu Tampon? Berikut Penjelasan, Fungsi dan Cara Memakainya
4. Tidak ada tanda untuk mengganti tampon
Penggunaan tampon adalah dengan dimasukkan ke dalam vagina.
Hal ini menyebabkan wanita yang menggunakannya tidak tahu kapan harus mengganti tamponnya ketika tampon tersebut telah 'penuh'.
Jika wanita yang menggunakan tampon tidak menyadari tamponnya terlalu basah, maka dapat menimbulkan noda pada pakaian.
5. Residu
Kekurangan yang terakhir ini jarang terjadi.
Namun, tampon dapat meninggalkan residu di vagina.
Residu ini dapat menyebabkan infeksi bakteri dan pembengkakan.
Saat wanita mengeluarkan tampon, produk ini dapat melepaskan beberapa serat yang nantinya dapat menyebabkan infeksi di dalam vagina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Tampon
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.