Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

8 Hal yang Perlu Diketahui seputar Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala hingga Pengobatannya

Berikut 8 hal yang perlu diketahui seputar pendarahan otak, dari penyebab, gejala, pengobatan hingga cara mencegahnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Salma Fenty
zoom-in 8 Hal yang Perlu Diketahui seputar Pendarahan Otak: Penyebab, Gejala hingga Pengobatannya
Freepik
ilustrasi sakit kepala. Berikut 8 hal yang perlu diketahui seputar pendarahan otak, dari penyebab, gejala, pengobatan hingga cara mencegahnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Pendarahan otak disebabkan oleh arteri di dalam otak yang pecah dan menyebabkan pendarahan lokal di jaringan sekitarnya.

Pendarahan ini membunuh sel-sel otak, dilansir webmd.com.

Pendarahan otak juga disebut pendarahan intrakranial, atau pendarahan intraserebral.

Pendarahan dapat terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput yang menutupinya, antara lapisan penutup otak atau antara tengkorak dan penutup otak.

Karena beberapa pendarahan otak dapat melumpuhkan atau mengancam jiwa, penting untuk mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin.

Inilah yang perlu Anda ketahui tentang penyebab, gejala, perawatan, dan lainnya seputar pendarahan otak, dikutip dari medicalnewstoday.com.

Baca juga: Profil Indra Bekti, Awali Karier saat SMP Kini Dilarikan ke Rumah Sakit Diduga Pendarahan Otak

1. Penyebab

Berita Rekomendasi

Beberapa faktor dapat menyebabkan pendarahan otak.

Faktor-faktor tersebut meliputi:

- trauma kepala atau cedera

- aneurisma serebral, atau tonjolan yang melemah di arteri otak

- tekanan darah yang sangat tinggi

- anomali pembuluh darah

- kelainan darah atau perdarahan

- penyakit hati

- tumor otak

- konsumsi obat-obatan terlarang

ilustrasi sakit kepala
ilustrasi sakit kepala (Freepik)

Baca juga: Kronologi Indra Bekti Pingsan hingga Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Alami Pendarahan Otak

2. Usia

Efek dari pendarahan otak bervariasi dalam kelompok umur yang berbeda.

Pendarahan otak paling mungkin terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Sebagian besar perdarahan intraserebral yang tiba-tiba terjadi pada anak disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah.

Penyebab lain yang mungkin terjadi yakni penyakit darah, tumor otak, septikemia, atau penggunaan alkohol atau obat-obatan terlarang.

Pada bayi, pendarahan otak dapat terjadi karena cedera lahir atau trauma benda tumpul pada perut wanita saat hamil.

Gejala dan beberapa pilihan pengobatan sangat mirip pada orang dewasa dan anak-anak.

Perawatan pada anak-anak tergantung pada lokasi perdarahan serta tingkat keparahan kasusnya.

Anak-anak biasanya pulih dari pendarahan otak dengan hasil yang lebih baik daripada orang dewasa karena otak anak masih berkembang.

3. Gejala

Pendarahan otak dapat menyebabkan berbagai gejala yang berbeda.

Gejala-gejala ini mungkin terjadi yaitu kesemutan tiba-tiba, kelemahan, mati rasa, atau kelumpuhan pada wajah, lengan, atau kaki.

Gejala itu kemungkinan besar terjadi pada satu sisi tubuh saja.

Gejala lain termasuk:

- sakit kepala yang parah dan tiba-tiba

- kesulitan menelan

- masalah dengan penglihatan

- kehilangan keseimbangan atau koordinasi

- kebingungan atau kesulitan memahami

- kesulitan berbicara atau bicara cadel

- stupor, letargi, atau tidak sadarkan diri
kejang

Sangat penting untuk mengenali gejala-gejala ini dengan cepat agar pengobatan dapat dimulai sesegera mungkin.

4. Komplikasi

Komplikasi sering timbul dari pendarahan otak.

Pendarahan membuat sel-sel saraf kesulitan berkomunikasi dengan bagian lain dari tubuh dan melanjutkan fungsi normal.

Masalah umum setelah pendarahan otak meliputi masalah gerakan, ucapan, atau ingatan.

Bergantung pada lokasi perdarahan dan kerusakan yang terjadi, beberapa komplikasi mungkin bersifat permanen, termasuk:

- kelumpuhan

- mati rasa atau kelemahan di bagian tubuh

- kesulitan menelan, atau disfagia

- kehilangan penglihatan

- berkurangnya kemampuan untuk berbicara atau memahami kata-kata

- kebingungan atau kehilangan ingatan

- perubahan kepribadian atau masalah emosional

5. Jenis-jenis

Ada beberapa jenis pendarahan otak.

Jenisnya tergantung pada lokasi perdarahan

- Perdarahan intraserebral: Perdarahan jenis ini terjadi di dalam otak.

- Perdarahan subarachnoid: Pendarahan ini terjadi antara otak dan selaput yang menutupinya.

- Perdarahan subdural: Jenis ini terjadi di bawah lapisan dalam dura dan di atas otak.

- Perdarahan epidural: Ini adalah saat pendarahan berkembang di antara tengkorak dan otak.

Semua jenis pendarahan otak dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.

6. Diagnosis

Mendiagnosis pendarahan otak bisa jadi sulit karena beberapa orang tidak menunjukkan tanda-tanda fisik apa pun.

Dokter perlu melakukan tes untuk menemukan lokasi pasti perdarahan di otak.

Opsi pengujian meliputi:

- CT scan atau MRI.

- Pungsi lumbal, atau keran tulang belakang, di mana dokter mengeluarkan cairan tulang belakang melalui jarum berlubang untuk pengujian.

- Angiografi serebral, di mana dokter menyuntikkan pewarna dan kemudian mengambil gambar sinar-X otak.

Pewarna itu menyoroti pembuluh darah yang tidak normal di dalam atau di dekat otak.

7. Pengobatan

Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengobati pendarahan otak yang parah.

Ahli bedah dapat melakukan operasi untuk mengurangi beberapa tekanan pada otak.

Jika aneurisma serebral yang pecah menyebabkan perdarahan, ahli bedah dapat mengangkat sebagian tengkorak dan memotong arteri.

Prosedur ini disebut kraniotomi.

Pilihan pengobatan lainnya termasuk obat anticemas, obat antiepilepsi, dan obat lain untuk mengendalikan gejala, seperti kejang dan sakit kepala parah.

Orang dapat pulih dari pendarahan otak, meskipun sangat penting bagi mereka untuk menerima perawatan yang tepat sesegera mungkin.

Rehabilitasi dapat membantu seseorang menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah pendarahan otak.

Perawatan rehabilitasi meliputi:

- terapi fisik

- terapi berbicara

- perubahan gaya hidup untuk membatasi risiko perdarahan lain

8. Pencegahan

Menurut American Association of Neurological Surgeons, sekitar 1,7 juta cedera otak traumatis terjadi setiap tahun di AS.

Sekitar 5,3 juta orang mengalami kecacatan akibat cedera otak sebelumnya.

Penting bagi orang untuk melindungi diri dari risiko cedera otak traumatis.
Mengenakan sabuk pengaman di mobil atau helm saat mengendarai sepeda atau motor adalah cara mudah untuk melindungi kepala dan otak.

Orang yang mengalami pendarahan otak atau stroke memiliki peluang 25 persen untuk mengalami pendarahan lain di masa depan.

Membuat perubahan gaya hidup dapat membantu seseorang mengurangi risiko atau mencegah kejadian serebrovaskular.

Orang dengan tekanan darah tinggi perlu menerima pemeriksaan rutin dan mengambil langkah-langkah untuk menurunkan tekanan darahnya.

Penting juga untuk menghindari merokok, yang merupakan faktor risiko stroke yang signifikan.

Racun dalam tembakau merusak sistem kardiovaskular dan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, membuatnya lebih sempit dan lebih berisiko terkena stroke.

Penderita diabetes perlu memastikan bahwa mereka menjaga kadar gula darah tetap terkendali.

Banyak penderita diabetes juga memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan mungkin kelebihan berat badan, yang semuanya merupakan faktor risiko stroke.

Beberapa perubahan paling signifikan yang dapat membantu mengurangi risiko pendarahan otak melibatkan pola makan dan olahraga.

Individu harus memasukkan makanan ke dalam makanan yang meningkatkan kesehatan jantung dan otak, seperti National Heart, Lung, and Blood Institute yang disetujui diet DASH.

Kelebihan berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Orang dapat mencoba untuk bergerak dan tetap aktif karena aktivitas fisik tidak hanya membantu menurunkan berat badan tetapi juga dapat berkontribusi untuk menurunkan risiko stroke.

The American Heart Association (AHA) merekomendasikan 150 menit olahraga sedang hingga intens setiap minggu.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas