Produk Tembakau Alternatif Dinilai Mampu Kurangi Risiko Kesehatan bagi Perokok
Menurut Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Profesor Achmad Syawqie, menjelaskan bahaya merokok ditimbulkan dari berbagai kandungan yang terdapat di dalam sebatang rokok ketika rokok dibakar.
Diperkirakan ada lebih dari 7 ribu bahan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya. Sekitar 70 diantaranya bisa menyebabkan kanker.
“Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang-orang di sekitar perokok yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular, kerusakan otak, penyakit paru-paru, penyakit mulut dan tenggorokan, serta penyakit lainnya akibat kebiasaan merokok,” ujar Syawqie melalui keterangan tertulis, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Ayah Perokok Berisiko Tingkatkan Risiko Bronkitis pada Anak
Ia melanjutkan kandungan berbahaya pada rokok adalah TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran.
TAR mengandung berbagai bahan kimia karsinogen yang dapat memicu perkembangan sel kanker di tubuh.
“Jadi yang berbahaya itu TAR ya, bukan nikotin. Nikotin itu lebih kepada dapat menyebabkan efek adiksi atau kecanduan, bukan pemicu penyakit kanker,” ucapnya.
Oleh sebab itu, perokok dewasa diharapkan untuk mengurangi kebiasaan merokok.
Menurut Syawqie, perokok dapat berhenti secara langsung (cold turkey) atau melalui terapi pengganti nikotin.
Namun, bagi mereka yang sulit menghentikan kebiasaannya secara langsung, maka disarankan beralih ke opsi alternatif lainnya.
“Pilihan tersebut bisa mempertimbangkan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin,” kata dia.
Produk tembakau alternatif dinilai bisa menjadi opsi bagi perokok dewasa karena memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.
Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan, khususnya rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, bukan pembakaran seperti pada rokok.
Dengan begitu, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan asap, TAR, dan abu.
Di kesempatan terpisah, Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Profesor Kholil, menambahkan pemahaman mengenai tingkat profil risiko produk tembakau alternatif perlu ditingkatkan.
Hal ini untuk mencegah persepsi yang salah mengenai produk ini yang masih berkembang luas di masyarakat.
Masyarakat, lanjutnya, perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok.
Tentunya, dalam mengedukasi masyarakat, perlu disesuaikan dengan latar belakang serta profil dari para perokok dewasa.
Strategi komunikasi ini perlu dilakukan untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.
“Misinformasi apapun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting,” pungkasnya.