Dokter Spesialis Paru: Rokok Elektrik Tidak Lebih Aman dari Rokok Konvensional, Bahayanya Sama
Dokter Spesiali Paru menyarankan tidak digunakan karena sama-sama berbahaya bagi kesehatan, seperti jantung hingga kanker.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter Spesialis Paru sekaligus Pengurus Perhimpunan Ikatan Dokter Indonesia, Erlina Burhan menegaskan, rokok elektrik tidak dapat dikatakan lebih aman dibanding rokok konvensional.
Sehingga, dirinya menyarankan tidak digunakan karena sama-sama berbahaya bagi kesehatan.
Misalnya, jantung, masalah kesuburan atau fertilitas, hingga kanker.
Baca juga: Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan Menurut Kemenkes: Mulai Penapasan Terganggu hingga Kanker
"Sama jantungnya akan bermasalah, ada masalah infertilitas juga dan yang kita khawatirkan ya karena kanker kan mematikan," ujar dr. Erlina dalam konferensi pers, Sabtu (14/1/2023).
Dari catatan IDI, pengguna rokok elektrik di Indonesia per Juli 2022 adalah 2,2 juta orang.
Dokter paru RS Persahabatan ini menyebut, perokok vape dan orang sekitarnya terekspos berbagai zat kimia, termasuk yang bersifat penyebab kanker. Contoh zat penyebab kanker: formaldehid dan hidrokarbon.
Zat kimia lainnya dapat mengiritasi dan mengakibatkan radang paru dan saluran sekitarnya (bronkiolitis), terdapat risiko luka bakar akibat baterelitium di alat rokok elektrik.
"Sama-sama saja rokok konvensional dan rokok elektriks itu. Sama-sama mengandung nikotin, sama-sama mengandung bahan karsinogen dan sama-sama mengandung bahan toksik, sama-sama adiksi dan tentu berbahaya untuk kesehatan," tegas dia.