Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Kemenkes Beri Antivirus pada Ibu Hamil untuk Cegah Penularan Hepatitis B pada Bayi

Selain imunisasi, Kemenkes beri antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate pada ibu hamil untuk mencegah penularan hepatitis B pada bayi.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Kemenkes Beri Antivirus pada Ibu Hamil untuk Cegah Penularan Hepatitis B pada Bayi
freepik
Ilustrasi tes darah Hepatitis B tambahan - Upaya tambahan untuk mencegah transmisi atau penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak salah satunya adalah melalui penggunaan antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memberikan antivirus pada ibu hamil untuk mencegah penularan hepatitis B ke bayi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, selain upaya imunisasi hepatitis B yang diberikan pada bayi lahir, diperlukan juga upaya tambahan untuk mencegah transmisi/penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak.

"Upaya tambahan tersebut salah satunya melalui penggunaan antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate yang telah terbukti keamanan dan efektivitasnya," ujar Menkes Budi, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Menkes telah mengeluarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/15/2023 tentang Percontohan Pemberian Antivirus pada Ibu Hamil untuk Pencegahan Transmisi Virus Hepatitis B dari Ibu ke Anak.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Hepatitis B, Lakukan Vaksin hingga Pertimbangkan Risiko Tato

Dalam rangka pemberian antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate pada ibu hamil dengan hepatitis B, sebagai langkah awal dilakukan kegiatan percontohan pada rumah sakit dan puskesmas di rumah sakit dan puskesmas pada 6 provinsi dan 10 kabupaten/kota.

Nantinya, pemberian antivirus dilakukan dengan memberikan obat antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate kepada ibu hamil dengan HBsAg positif, dengan kadar virus sama atau lebih dari 200.000 IU/mL (5,3 log10 IU/mL), atau dengan Hepatitis B e-Antigen (HBeAg) positif selama trimester ketiga kehamilan sampai dengan 1 (satu) bulan setelah melahirkan.

Pelaksanaan pemberian obat antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate kepada ibu hamil dengan HBsAg positif dilakukan oleh dokter umum yang terlatih pada fasilitas kesehatan tingkat pertama atau dokter spesialis penyakit dalam pada fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, dan dilaksanakan oleh tim kerja yang ditetapkan oleh pimpinan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Berita Rekomendasi

Berikut daftar fasilitas kesehatan yang melaksanakan percontohan pemberian antivirus pada ibu hamil, antara lain:

1. Jawa Barat : RSUD Kota Bandung dan Puskesmas Arcamanik Kota Bandung;

2. DKI Jakarta : Puskesmas Cengkareng dan RSUD Taman Sari Jakarta Barat; Puskesmas Tanah Abang dan RSUD Kemayoran, Jakarta Pusat; Puskesmas Kebayoran Lama dan RSUD Tebet Jakarta Selatan; Puskesmas Cakung dan RSUD Kramat Jati Jakarta Timur; Puskesmas Tanjung Priok dan RSUD Koja Jakarta Utara;

3. Sulawesi Selatan : Puskesmas Sudiang Raya dan RSUD Labuang Baji Kota Makassar;

4. Jawa Timur : Puskesmas Sememi, Puskesmas Wonokusumo, RSUD dr. Mohamad Soewandhie, RSUD dr. Soetomo Kota Surabaya;

5. Lampung : RSUD Hj. Abdul Moeloek, Puskesmas Way Kandis, dan Puskesmas Gedong Air Kota Bandar;

6. Kalimantan Selatan : Puskesmas Pekauman Kota Banjarmasin.

Baca juga: Mengenal HBsAg, Tes Darah Hepatitis B dan Tes Tambahan untuk Hepatitis B Akut

Perlu diketahui, penularan hepatitis B dari ibu yang terinfeksi kepada anak merupakan salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia.

Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1 persen pada penduduk Indonesia.

Selain itu, terdapat sekitar 820 ribu kematian pada tahun 2019 akibat sirosis hati dan kanker hepatoseluler (kanker hati) karena infeksi virus hepatitis B.

Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih dari 90 persen – 95 persen berkembang menjadi hepatitis B kronik.

Sementara yang terinfeksi setelah usia 5 tahun jarang (<5%) mengalami infeksi kronik.

Oleh karena itu, transmisi vertikal atau dari orangtua ke anak berkontribusi untuk sekitar 50% dari beban penyakit hepatitis B secara global.

Gejala Hepatitis B

Gejala hepatitis B akut berkisar dari ringan hingga berat, dan biasanya muncul sekitar 1 hingga 4 bulan setelah terinfeksi.

Meski begitu, gejala juga dapat dilihat sedini dua minggu setelah terinfeksi.

Sementara itu, pada beberapa anak kecil mungkin tidak memiliki gejala apapun.

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, inilah tanda dan gejala hepatitis B:

  • Sakit perut
  • Urin gelap
  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata, juga disebut penyakit kuning.

(Tribunnews.com/Latifah, Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas