Mengenal Wolbachia, Teknologi Pengendali Demam Berdarah di Indonesia, Inovasi Baru Kemenkes
Mengenal Wolbachia, teknologi pengendali Demam berdarah di Indonesia, inovasi Kemenkes pengendalian dengue kedua selain pengembangan vaksin dengue.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Mengenal Wolbachia, teknologi pengendali demam berdarah di Indonesia.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Wolbachia menjadi teknologi yang efektif dalam rangka menurunkan angka kasus demam berdarah di Indonesia.
Penggunaan teknologi Wolbachia merupakan inovasi pengendalian dengue kedua selain pengembangan vaksin dengue.
Melansir situs resmi Kemenkes, berdasarkan data Kemenkes tahun 2022, jumlah kasus dengue mencapai 131.265 kasus yang mana sekitar 40 persen adalah anak-anak usia 0-14 tahun.
Jumlah kematian mencapai 1.135 kasus di mana 73 persen terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Dalam rangka mengatasi persoalan tersebut, Kemenkes mengembangkan inovasi terbaru pengendalian dengue nasional.
Baca juga: Ini Tanda Bahaya Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit karena Demam Berdarah
Lantas apa itu Wolbachia?
Wolbachia merupakan bakteri yang dapat tumbuh alami di serangga, terutama nyamuk, kecuali nyamuk aedes aegypti.
Cara kerja Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue.
Jika nyamuk aedes aegypti menghisap darah yang mengandung virus dengue, maka akan resisten.
Sehingga tidak akan menyebar ke dalam tubuh manusia.
Berdasarkan hasil uji dari Kemenkes di DI Yogyakarta, Wolbachia berhasil menurunkan angka kejadian infeksi dengue sebesar 77,1 persen.
Serta tingkat rawat inap sebesar 82,6%.
Menurut Direktur Pencegahan Penyakit Menular Langsung, Imran Pambudi pada Minggu (5/2/2023), teknologi Wolbachia akan menjadi pelengkap dalam program pengendalian Demam Berdarah yang sudah ada.
Adapun beberapa program pengendalian Demam Berdarah yang sudah ada, yaitu PSN 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan Pokjanal Dengue (DBD).
Penggunaan teknologi Wolbachia nantinya akan difokuskan di wilayah perkotaan.
Hal itu, karena ancaman kasus dengue terbanyak terjadi di kota-kota besar.
Baca juga: Kemkes: 4 Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia Masuk The Most Reputable Academic Medical Center 2023
Dari data Kemenkes, diketahui 10 Kota/Kota dengan Kasus Demam Berdarah Tertinggi di Indonesia Tahun 2022, sebagai berikut:
1. Kota Bandung,
2. Bandung,
3. Kota Bekasi,
4. Kota Depok,
5. Sumedang,
6. Kota Medan,
7. Jakarta Timur,
8. Jakarta Barat,
9. Bogor
10. Kota Tasikmalaya
Dr. Imran mengatakan, kedepannya penggunaan teknologi Wolbachia akan diperluas di 5 kota.
Yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Adapun inovasi baru yang dikembangkan Kemenkes terkait penanganan Demam Berdarah yaitu vaksin dengue.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut pada Anak Muncul Lagi, Kemenkes Minta Masyarakat Tak Beli Obat Secara Mandiri
Apa itu vaksin dengue?
Vaksin Dengue sudah dikembangkan Kemenkes sejak tahun 2016.
Vaksin yang dikembangkan yaitu vaksin DENGVAXIA dan vaksin QDENGA.
Penggunaan vaksin DENGVAXIA untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4, pada anak usia 9-16 tahun.
Sedangkan vaksin QDENGA digunakan untuk mencegah demam berdarah yang disebabkan oleh virus dengue serotipe 1,2, 3 dan 4, pada usia 6-45 tahun.
Vaksin QDENGA telah mendapatkan izin edar dari Badan POM pada Agustus 2022 lalu.
Menurut Kemenkes untuk saat ini Vaksin QDENGA, sedang menunggu rekomendasi dari ITAGI.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)