Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Cegah Kanker Payudara, Lakukan Deteksi Lebih Awal

Kaum perempuan disarankan melakukan pemeriksaan berkala ke dokter untuk deteksi dini gejala munculnya kanker payudara.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cegah Kanker Payudara, Lakukan Deteksi Lebih Awal
Tribunnews/Aisyah
Lily, penyintas kanker payudara (tengah) di acara Close the care gap: Siloam initiates massive breast cancer early detection to save more lives’ di Jakarta, Selasa (7/2/2023).    

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiada yang senang saat didiagnosis mengidap penyakit kanker. Langit bagai runtuh dan tubuh dihantam palu. 

Hal ini pula yang dirasakan oleh perempuan Lily yang membagikan pengalamannya menderita kanker payudara di acara Close the care gap: Siloam initiates massive breast cancer early detection to save more lives’ yang diadakan di Jakarta.

"Sampai hasil medical check up, dinyatakan ada benjolan padat satu sentimeter di payudara sebelah kiri. Awalnya saya bingung harus bagaimana," ungkapnya di Jakarta, Kamis (9/2/2023). 

Terlebih ia tidak punya pengalaman sebelumnya. Dia mengaku tidak ada riwayat dari keluarga sebelumnya. 

Selain itu Lily juga menjaga pola makan serta lifestyle. Karena itu dia kaget ketika kanker payudara ini tiba-tiba muncul.

Lily mengaku sempat bingung, terlebih banyak mitos yang beredar. Di antaranya seperti mungkin saja benjolan tersebut merupakan kelenjar ASI yang tersumbat.

Berita Rekomendasi

Atau benjolan muncul karena dampak dari menstruasi. Lily pun memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

"Akhirnya pemeriksaan lebih lanjut pada Juli 2013. Melakukan skrinng, ternyata memang ini adalah kanker. Akhirnya saya dioperasi," paparnya lagi. 

Karena melakukan deteksi dini, Lily bisa mendapat penanganan medis dengan cepat dan tepat. 

Baca juga: Pasien Kanker Payudara Dinyatakan Sembuh Bisa Kambuh Lagi, Ketahui Fakto Penyebabnya

"Karena stadium awal saya tidak perlu dikemoterapi hanya diradiasi 25 kali. Itu kanker pertama saya di 2013," ucapnya

Dia mengisahkan bagaimana pengalamannya saat melakukan pengobatan dengan radiasi. 

Awalnya tidak ada dampak yang cukup berarti, namun ternyata setelah dijalani berkali-kali, ia mulai merasakan perjuangannya.

"Satu karena faktor jarak, tiap hari tidak boleh capek, berkeringat, tidak boleh kena air," kata Lily lagi. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas