Cegah Stunting Tidak Mahal, Dokter Sebut Bisa dengan Konsumsi Susu dan Ikan
Padahal mencegah stunting tidak lah mahal. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak, Agnes Tri Harjaningrum.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Selama ini banyak yang mengira jika mencegah stunting butuh modal besar dan mahal.
Padahal mencegah stunting tidak lah mahal. Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis anak, Agnes Tri Harjaningrum.
Baca juga: Penting Cegah Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Banyak makanan yang terjangkau oleh masyarakat untuk cegah stunting.
Beberapa makanan yang bisa cegah stunting seperti ayam, ikan, hati dan sebagainya.
Hal ini disampaikan dr Agnes pada acara diskusi media Salah Kaprah Susu, Kesehatan Anak, dan Peran Media Sosial yang diadakan di KOPMAS di Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
"Terkait stunting ada makanan murah gak? Banyak. Telur, ikan kembung, susu kan murah, kalau di atas setahun kan boleh minum UHT. Terus hati ayam, cuma karena kebanyakan nggak tahu," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Lebih lanjut, dr Agnes menyebutkan jika stunting sering terjadi pada anak usia tiga bulan.
Oleh karena itu, stunting harus dicegah sejak umur tiga bulan.
Baca juga: Kepala BKKBN: Pemeriksaan Kesehatan Pranikah Dapat Cegah Stunting
Menurut Agnes, stunting terjadi karena perkembangan anak tidak dipantau.
Ketika orangtua memantau pertumbuhan anak, maka segera diketahui apa yang terjadi.
"Nah begitu anak tidak naik berat badan dua atau tiga bulan berturut-turut itu harus udah diintervensi, itu cara efektif cegah stunting," tegasnya.
Selain itu juga stunting juga sering ditandai dengan sering sakit.
Secara fisik anak terlihat pendek. Tapi tidak semua anak yang pendek stunting.
"Kita harus lihat ada pendek karena keluarga atau genetik," katanya lagi.
Stunting pada akhirnya bisa berdampak pada kecerdasan anak, IQ yang turun hingga berpotensi alami kena sindrom metabolik.