Inilah Pentingnya Cegah Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
Simak pentingnya menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah Stunting, mengingat akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah pentingnya menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mengajak masyarakat untuk cegah stunting dengan menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Kelompok balita rentan terkena Stunting, jika pemenuhan gizi setelah masa 1000 Hari Pertama Kehidupan tidak terpenuhi secara optimal.
Upaya pemenuhan gizi pada 1000 HPK sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak.
Lantas apa pentingnya menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk cegah Stunting?
Simak beberapa penjelasan mengenai pentingnya 1000 HPK untuk cegah Stunting, yang Tribunnews rangkum dari beberapa sumber.
Baca juga: Kekurangan Zat Gizi Mikro Bisa Menghambat Tumbuh Kembang Anak hingga Stunting
Pentingnya 1000 HPK untuk cegah Stunting
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah pondasi utama kehidupan manusia di masa depan.
1000 HPK dimulai sejak awal konsepsi pembuahan atau selama 270 hari masa kehamilan.
Hingga kemudian 730 hari setelah kelahiran.
Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK.
Salah satu upaya pencegahan stunting pada 1000 HPK, yaitu memenuhi gizi dan pelayanan kesehatan kepada Ibu Hamil.
Sebab kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki.
Masyarakat mungkin mengira, keturunan adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.
Namun, hal itu keliru dan sebenenarnya adalah akibat Stunting.
Karena semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Baca juga: Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri Dapat Cegah Stunting, Simak Penjelasan Kemenkes
Pecegahan Balita Stunting pada 1000 HPK
Mengutip stikesbanyuwangi.ac.id, pemenuhan gizi yang baik selama 1000 HPK akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Malnutrisi pada periode 1000 HPK bersifat permanen dan akan berdampak dalam jangka waktu yang panjang (trans-generasi).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemeriksaan IQ pada anak usia 22 bulan dapat menjadi indikator kemampuan akademik di usia dewasa.
Jika ibu hamil diberikan asupan gizi yang cukup maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat dan tinggi badan yang normal.
Hal itu akan berlanjut sampai bayi berusia 6 bulan dengan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Serta melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun
Ketika sudah dewasa, Stunting dapat mempengaruhi produktivitas kerja, komplikasi persalinan, dan meningkatkan risiko kegemukan.
Atapun dapat terjadi obesitas yang akan memicu penyakit sindrom metabolik.
Seperti jantung koroner, stroke, hipertensi, stroke, dan diabetes mellitus tipe 2.
Baca juga: Mengenal Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional Terintegrasi Untuk Cegah Stunting dari Kemenkes
Upaya Pencegahan Stunting pada 1000 HPK
Adapun beberapa upaya intervensi yang dapat dilakukan Dinas Kesehatan dalam mencegah stunting pada 1000 HPK yaitu:
1. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil,
2. Sosialisasi ASI Eksklusif,
3. Sosialisasi Makanan Pendamping-ASI,
4. Sosialisasi makanan berfortifikasi termasuk garam beryodium,
5. Sosialisasi dan kampanye Tablet Tambah Darah, Suplemen gizi mikro (Taburia), dan Suplemen gizi makro (PMT).
6. Kelas Ibu Hamil,
7. Sosialisasi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
8. Pemberian obat cacing,
9. Tata Laksana Gizi Kurang atau Buruk,
10 Suplementasi vitamin A dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Baca juga: 7 Makanan Sehat untuk Ibu Hamil Cegah Stunting, Mulai dari Telur, Susu, Ikan Berlemak hingga Alpukat
Dilansir dari laman RSUD Gambira, Kediri, Jawa Timur, masa kandungan seorang ibu harus memiliki status gizi yang baik sebelum atau selama mengandung.
Maka pastikan ibu juga tidak menderita anemia.
Selama hamil ibu harus makan makanan bergizi seimbang, suplemen zat besi (Fe), asam folat dan vitamin C.
Atau meminum TTD untuk mencegah anemia.
Kontrol rutin selama hamil kehamilan diperlukan untuk memastikan keadaan ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Saat menjelang melahirkan ibu juga sudah harus mendapatkan informasi tentang meyusui dan pentingnya ASI.
Ketika bayi lahir harus mendapat inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI Eksklusif.
Saat anak umur 6 bulan selain ASI mulai diberi MPASI.
Umur 8-24 bulan lanjutkan ASI dan beri makanan sesuai dengan kemampuan bayi.
Makanan yang diberikan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
- Sumber karbohidrat yaitu nasi, ubi, kentang, jagung, mie, roti.
- Sumber protein yaitu ikan, ayam, daging, telur, tahu, tempe, kacan-kacangan.
- Sumber lemak antara lain minyak goreng, margarin, mentega dan santa.
- Sumber mineral dan vitamin adalah buah-buahan dan sayur-sayuran.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)