Dugaan Money Politics Jelang Pencoblosan, Amplop Berisi Rp 200 Ribu hingga Pria Bagi Uang Ditangkap
Dugaan politik uang terjadi di Luwu Timur Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel).
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa hari jelang pelaksanaan hari pencoblosan Pilkada 2024 pada 27 November mendatang, aksi diduga politik uang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Catatan Tribun, dugaan politik uang terjadi di Luwu Timur Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel).
Di Luwu Timur, petugas mendapati lebih dari 100 amplop berisi uang senilai Rp 200.000, Senin (25/11/2024) dini hari.
Amplop berisi uang tersebut ditemukan di Desa Madani, Kecamatan Wotu, Luwu Timur.
Baca juga: Bawaslu Jakarta Wanti-Wanti Pelaku Praktik Politik Uang di Pilkada : Bisa Dibui 6 Tahun
Diduga akan digunakan untuk mempengaruhi pemilih dalam memilih pasangan calon kepala daerah di wilayah itu.
Di lokasi berbeda tepatnya di Lubuklinggau Sumsel, seorang pria berhasil menangkap terduga pelaku politik uang.
Berikut selengkapnya dikutip dari Tribun-Timur.com dan TribunSumsel.com.
Amplop Berisi Uang Rp 200 Ribu
Di Luwu Timur, Sentra Gakkumdu, Bawaslu, dan Polres Luwu Timur berhasil mengamankan 121 amplop berisi uang tunai Rp 200.000, Senin (25/11/2024) dini hari.
Amplop tersebut ditemukan di Desa Madani, Kecamatan Wotu, Luwu Timur.
Diduga amplop berisi uang tunai masing-masing Rp 200.00 itu akan digunakan dalam praktik serangan fajar.
Hadir langsung dalam pengamanan tersebut, Komisioner Bawaslu Luwu Timur, Sukmawati Suaib, serta Kapolres Luwu Timur AKBP Zulkarnain.
Baca juga: Bawaslu Akui Politik Uang Paling Rawan di Pilkada
Makanan Konsumsi Kampanye
Sebelumnya, beredar video diduga Pemerintah Desa Rinjani, Kecamatan Wotu, menyiapkan konsumsi untuk kegiatan kampanye salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Luwu Timur, Jumat (22/11/2024).
Dalam video, beberapa aparat desa terlihat sedang mempersiapkan makanan dibungkus kantong kresek warna merah di halaman kantor desa.
Makanan tersebut diduga akan dibagikan untuk mendukung kampanye salah satu pasangan calon.