WHO: Kanker Penyebab Utama Kematian di Seluruh Dunia
Kanker payudara menempati urutan pertama dengan mencatat 2,26 juta kasus, diikuti kanker paru-paru dengan 2,21 juta kasus
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit kanker saat ini menjadi penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat di dunia, hal ini tentu menjadi sorotan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kanker merupakan istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat menyerang bagian tubuh manapun.
Istilah lain yang biasa digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma.
Baca juga: Faktor Penyebab Kanker Otak, Stres Berlebihan Jadi Salah Satu Pencetus
Salah satu ciri kanker yang paling menentukan adalah pembentukan sel abnormal yang cepat dan tumbuh melampaui batas biasanya.
Sel ini kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan menyebar ke organ lainnya, proses terakhir ini disebut sebagai metastasis.
Metastasis luas lah yang selanjutnya menjadi penyebab utama kematian akibat kanker.
Dikutip dari laman resmi WHO, Kamis (16/3/2023), kanker adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, terhitung jumlah kematian akibat penyakit ini mencapai hampir 10 juta pada 2020.
Lalu apa saja jenis kanker yang paling umum dialami penderita secara global pada 2020?
Kanker payudara menempati urutan pertama dengan mencatat 2,26 juta kasus, diikuti kanker paru-paru dengan 2,21 juta kasus, lalu kolon dan rektum sebanyak 1,93 juta kasus.
Selanjutnya kanker prostat mencapai 1,41 juta kasus, kanker kulit non-melanoma 1,20 juta kasus, dan kanker lambung 1,09 juta kasus.
Sedangkan penyebab paling umum kematian akibat kanker pada 2020 adalah paru-paru mencapai 1,80 juta kematian, usus besar dan rektum 916.000 kematian, hati 830.000 kematian, lalu perut 769.000 kematian dan payudara 685.000 kematian.
Menurut WHO, setiap tahun, sekitar 400.000 anak menderita kanker.
Kanker yang paling umum diderita ternyata bervariasi antar negara, namun kanker serviks adalah yang paling umum ditemukan di 23 negara.
Fact Sheet yang diterbitkan WHO mengungkap kanker merupakan salah satu dari enam penyakit penyebab kematian di dunia, satu dari enam kasus meninggal dipicu oleh penyakit ini.
Untuk mendukung terus upaya sosialisasi agar masyarakat selalu menjaga gaya hidup dan mendeteksi dini kesehatan mereka, Peringatan Hari Kanker Dunia atau World Cancer Day pun diadakan pada 4 Februari setiap tahunnya.
PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) pun mengadakan program 'Bringing the Future of Care' di Jakarta, pada Rabu (15/3/2023), untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya kanker.
Perlu diketahui, Pertamedika IHC merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang layanan kesehatan.
Dalam program ini, IHC pun menggandeng Tatler Group dan berbagai komunitas penyintas kanker untuk saling berbagi dan mengedukasi.
Hal ini sejalan dengan tema Hari Kanker Dunia 2023 yakni 'Close the Care Gap' untuk membuat perubahan dan kemajuan nyata dalam mengurangi dampak global kanker.
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury mengatakan IHC saat ini memiliki kontribusi kuat dalam meningkatkan awareness masyarakat.
Baca juga: Layanan ICIR Eka Hospital Jadi Destinasi Pengobatan Kemoterapi Kanker Darah
"(IHC melalui) RSPP yang saat ini sudah jadi bagian dari Mayo Clinic Care Network, sebagai salah satu pusat perawatan kesehatan yang dikenal masyarakat. Saya harap, masyarakat bisa melakukan medical check up periodik sehingga bisa melakukan deteksi kesehatan lebih dini," kata Pahala, dalam keterangannya.
Direktur Utama IHC, drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS., pun menegaskan bahwa IHC akan terus berinovasi demi memastikan masyarakat memperoleh layanan onkologi terbaik.
IHC terus meningkatkan pelayanan di seluruh unit bisnisnya. Diantaranya, RSPP memiliki fasilitas canggih untuk pengobatan kanker, yakni Radioterapi Linear Accelerator (Linac) Elekta Versa HD.
Dalam waktu dekat, IHC akan menambah layanan onkologi melalui pembangunan Merial Tower yang berada di Rumah Sakit PELNI.
Selanjutnya, dilakukan pula pembangunan Bali Sanur International Hospital, rumah sakit di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan (KEKK) Sanur yang akan menjadi flagship berikutnya dari IHC, terutama pada bidang onkologi.
Rumah sakit internasional Bali ini juga menggandeng Mayo Clinic dan akan memiliki center of excellence CONGO (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterology, dan Orthopedics).
"Dengan menggandeng Mayo Clinic serta membuka kesempatan bagi Diaspora untuk berpraktek di rumah sakit ini, Bali Sanur Hospital akan dilengkapi dengan alat kesehatan berteknologi tinggi, didukung tenaga kesehatan terbaik," tegas drg. Mira. (*)