Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Para Ahli Ungkap Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Bagi Kesehatan

Dokter Spesialis Paru, Yahya mengungkapkan produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Para Ahli Ungkap Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Bagi Kesehatan
kemenkes.go.id
Bahaya rokok elektrik menurut kemenkes - Simak bahayanya rokok elektrik bagi kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mulai dari gangguan pernapasan hingga picu Kanker. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektrik, terbukti memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok. 

Oleh sebab itu, produk ini dapat digunakan bagi perokok dewasa sebagai pilihan untuk beralih dari kebiasaannya.

Dokter Spesialis Paru, Yahya mengungkapkan produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol. 

Hal ini dikarenakan produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok. 

Menurut Yahya, rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok. 

“Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens, dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” kata dia, seperti dikutip, Sabtu (15/4/2023).

Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel, sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.

BERITA TERKAIT

Lebih lanjut, Yahya menjelaskan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok. 

Pandangan tersebut diperkuat penjelasan dari Cancer Research UK, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris. 

Berdasarkan laman resminya, nikotin bukan pemicu utama berbagai penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok seperti kanker. 

Pemicu utama dari penyakit berbahaya itu adalah TAR, senyawa yang timbul dari proses pembakaran pada rokok.

Mengacu National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya. Dari sekitar 7 ribu bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR.

Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat, menambahkan nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR. 

Padahal, faktanya TAR yang merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan aktivitas merokok. 

“Jadi, nikotin sama sekali bukan karsinogen. Bahan-bahan karsinogen adanya di dalam TAR,” ucapnya. 

Baca juga: Tren Konsumsi Rokok Elektrik Meningkat, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Sebagai langkah antisipatif, Shoim menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok agar mengurangi paparan TAR. 

Jika sulit, perokok dewasa dapat beralih ke produk tembakau alternatif. Produk ini menerapkan sistem pemanasan sehingga menghasilkan uap air (aerosol). 

Oleh karena itu, profil risikonya jauh lebih rendah daripada rokok. 

“Potensi untuk terjadinya penyakit akibat bahan kimia sangat ditentukan oleh kadarnya. Kalau sangat besar maka berpotensi menimbulkan penyakit. Jadi, kalau yang masuk itu kecil, ya potensinya kecil,” tandas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas