Banyak yang Menghindari MSG, Benarkah Micin Berbahaya, atau Justru Bermanfaat?Ini Penjelasan Ahi
Monosodium Glutamat atau micin, merupakan salah satu penyedap rasa semua masakan yang terbuat dari garam natrium dan asam glutamat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Monosodium Glutamat (MSG) ternyata tidak hanya banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia saja, namun juga negara di kawasan Asia Timur yakni Taiwan, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
Ini merupakan 3 negara di kawasan Asia Timur yang kerap menggunakn MSG dalam memasak hidangannya.
Lalu apa itu MSG?
Baca juga: Jadi Rahasia Awet Muda Tyo Nugros, Ini Efek Samping Konsumsi MSG Berlebihan!
Monosodium Glutamat atau biasa dikenal sebagai micin, merupakan salah satu penyedap rasa semua masakan yang terbuat dari garam natrium dan asam glutamat.
Asam glutamat pada micin dapat memberikan rasa gurih yang berbeda dari penyedap makanan lainnya.
Berdasarkan sejarahnya, MSG kali pertama ditemukan di Jepang pada 1908 oleh seorang Professor bernama Kikunae Ikeda.
Saat itu, Ikeda mengekstrak dan mengkristalkan glutamat dari kaldu rumput laut untuk dijadikan butiran MSG.
Baca juga: Mitos Atau Fakta, Konsumsi Micin Bisa Sebabkan Kebodohan dan Obesitas? Berikut Penjelasan Dokter
Banyak yang mengatakan bahwa micin dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan.
Namun, apakah benar pernyataan tersebut?
Perlu diketahui, Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan menjelaskan bahwa MSG dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan.
Karena sifatnya tidak menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan dengan batasan pemakaian secukupnya.
Bahkan lembaga internasional seperti Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO juga telah melakukan verifikasi terhadap keamanan MSG, sehingga dianggap aman dikonsumsi oleh semua tahapan usia.
Lalu bagaimana tanggapan ahli terkait penggunaan MSG pada masakan?
Baca juga: Anak Muda Diharapkan Lebih Bijak Menggunakan MSG dalam Jumlah Pas
Dosen Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Dede Robiatul Adawiyah mengatakan MSG memiliki rasa yakni rasa umami yang merupakan rasa dasar kelima selain asin, asam, manis dan pahit.
"Karena MSG memiliki reseptor sendiri pada permukaan lidah dan aman dikonsumsi," kata Prof. Dede, dalam Media Workshop bertajuk 'Cinta Pakai Micin, Why Not?' di Dapoer Oemoem, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2023).
Ia pun membantah kabar yang menyebut penggunaan MSG memiliki banyak dampak negatif bagi masyarakat.
"Hoax yang beredar di masyarakat mengenai micin adalah tidak benar. MSG atau micin MSG memiliki acuan nilai asupan harian (ADI) sebagai not specified atau tidak dinyatakan, ini berarti MSG adalah bahan yang aman," jelas Prof. Dede.
Prof. Dede kemudian menekankan bahwa MSG pun memiliki kadar natrium (Na) lebih rendah yakni 12 persen jika dibandingkan garam dapur.
"Bahkan kenyataannya, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12 persen Na, sedangkan garam dapur 39 persen," papar Prof. Dede.
Karena kandungan natriumnya yang lebih rendah dari garam dapur, maka risiko hipertensi pun dapat diminimalisir.
"Artinya, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih lebih tinggi pada garam dapur," tegas Prof. Dede.
Sementara itu, Ketua Bidang Komunikasi Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI), Satria Gentur Pinandita mengatakan bahwa saat ini masih banyak yang menganggap negatif terkait penggunaan micin ini.
"Masih banyak tanggapan miring beredar di masyarakat mengenai micin ini. Concern dengan hal tersebut, hari ini kami P2MI yang beranggotakan PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, dan PT Daesang Ingredients Indonesia berinisiatif memberikan informasi yang benar mengenai amannya mengkonsumsi MSG lewat media workshop," kata Satria.
Ketua P2MI, Doddy S Widodo mengatakan bahwa saat ini memang ada beberapa produk makanan yang mengklaim 'tanpa penambahan MSG' dan hanya mengandung jamur hingga yeast.
"Namun secara ilmiah, produk makanan ini sebenarnya juga mengandung asam glutamat yang juga terkandung dalam MSG, bahkan produk makanan ini dijual dengan harga yang lebih mahal dari MSG," jelas Doddy.
Satria menekankan bahwa penjelasan Prof. Dede dalam media work ini menunjukkan bahwa selama ini MSG hanya mendapatkan stigma buruk, padahal kandungan natriumnya justru lebiu rendah dibandingkan garam dapur.
"Terungkap stigma negatif yang selama ini melekat pada micin adalah tidak benar. Bahkan nyatanya micin merupakan material yang juga bermanfaat," pungkas Satria.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.