Penyakit Jantung Koroner Bisa Ditangani dengan Teknologi Bioadaptor RCT
Rumah Sakit Medistra Jakarta yang berpartisipasi dalam EuroPCR sebagai salah satu pembicara simposium mengatakan Bioadaptor memiliki kemampuan unik
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini ilmu kesehatan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat global.
Karena disiplin ilmu ini tidak hanya berfungsi untuk memberikan layanan berupa perawatan kesehatan saja, namun juga mengembangkan tes hingga perawatan inovatif di masa depan.
Dikutip dari laman www.ahcs.ac.uk, Minggu (14/5/2023), ini mengacu pada penemuan ilmiah dan kebutuhan pasien serta perawat yang terus berkembang seiring berkembangnya zaman.
Terkait kemajuan teknologi di bidang medis, raksasa pengembang teknologi dalam bidang kardiovaskular yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS), Elixir Medical mengumumkan rencana pemaparan hasil uji coba acak terkontrol atau Randomized Controlled Trial (RCT) Bioadaptor RCT.
Ini merupakan sebuah studi internasional, multicenter, single blind yang melibatkan 445 pasien yang akan dipresentasikan pada konferensi EuroPCR di Paris, Prancis.
Data tersebut membandingkan Coronary Bioadaptor Scaffold dalam tes acak skala 1:1 dengan Resolute Onyx, sebuah produk Stent Penyalut Obat atau Drug Eluting Stent (DES) konvensional.
CEO Elixir Medical, Motasim Sirhan mengatakan bahwa kemajuan teknologi DES yang berkembang secara bertahap selama 20 tahun terakhir menunjukkan dampak yang berarti hanya pada tahun pertamanya.
"Kami terus melihat tingkat efek samping berupa penyempitan ulang dan sindrom koroner akut sekitar 2 hingga 3 persen per tahun yang disebabkan pengungkungan permanen pembuluh darah," kata Sirhan.
Sementara itu berdasarka uji coba acak, teknologi Bioresorbable Scaffold (BRS) yang dulu menjanjikan, tidak dapat menunjukkan pemulihan fungsi atau memberikan manfaat lebih dibandingkan Stent DES konvensional.
"Dirancang untuk mengatasi kekurangan Stent DES dan BRS, Bioadaptor Elixir mengubah paradigma prosedur Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yaitu prosedur intervensi non bedah dengan menggunakan kateter untuk melebarkan atau membuka pembuluh darah koroner melalui pemulihan fungsi dan pergerakan pembuluh darah," jelas Sirhan.
Ia pun berharap pihaknya dapat segera menyampaikan data dari hasil studi RCT Bioadaptor ini.
"Kami berharap dapat segera membagi data hasil studi RCT Bioadaptor, sambil terus mengumpulkan fakta dan data pendukung," papar Sirhan.
Pihaknya juga akan menjadi tuan rumah simposium kasus in point yang menampilkan Ahli Jantung intervensi dunia, mulai dari Antonio Colombo, M.D., dari Milan Italia, lalu Shigeru Saito, M.D., dari Kamakura Jepang, kemudian Holger Nef, M.D., dari Giessen Jerman.
Selanjutnya Stefan Verheye, M.D., dari Antwerpen Belgia, lalu Johan Bennett, M.D., Ph.D., dari Leuven Belgia, serta Teguh Santoso, M.D., dari Jakarta Indonesia yang akan memberikan ikhtisar teknologi Bioadaptor dan berbagi pengalaman serta studi kasus.
Dalam publikasi terbaru dari tindak lanjut pencitraan serta klinis selama 9 bulan dan 12 bulan dari uji coba Mekanistik, Bioadaptor menunjukkan perbaikan pembuluh dan pemulihan gerakan serta fungsi pembuluh darah.
Uji coba BIOADAPTOR RCT yang dirancang secara terkontrol acak, kata Sirhan, bertujuan mengevaluasi potensi kinerja dan implikasi dari Bioadaptor dalam mengembalikan gerakan dan fungsi pembuluh darah, dibandingkan dengan DES pada populasi pasien yang lebih luas.
Baca juga: 6 Makanan Sehat untuk Penderita Jantung Koroner
Prof. Dr. dr. Teguh Santoso, M.D., Sp. PD-KKV, Sp. JP, Ph.D., FACC, FESC., dari Rumah Sakit Medistra Jakarta yang berpartisipasi dalam EuroPCR sebagai salah satu pembicara simposium mengatakan bahwa Bioadaptor memiliki kemampuan yang unik, tidak seperti stent DES konvensional.
"Di Rumah Sakit Medistra, tempat saya berpraktik, Bioadaptor adalah pilihan utama saya untuk semua jenis kasus PCI, bahkan untuk kasus dengan fitur anatomi yang sangat menantang," kata Prof. Teguh.
Menurutnya, Bioadaptor menonjol karena kemampuannya yang unik dalam memulihkan fisiologi pembuluh arteri koroner, sebuah fitur yang terbatas pada Stent DES konvensional.
"Bioadaptor memiliki elemen 'tidak mengekang' yang memungkinkan pemulihan gerakan dan fungsi arteri yang dirawat, berpotensi mengurangi risiko masalah kesehatan yang serius dari waktu ke waktu. Berdasarkan pengalaman saya, stent ini sangat menjanjikan untuk mengobati semua jenis kasus PCI," pungkas Prof. Teguh.