Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

BKKBN Sebut Stunting Masalah Gizi Terbesar, Perlu Kolaborasi Semua Pihak

BKKBN menilai diperlukan kolaborasi berbagai pihak agar masalah stunting dapat lebih cepat diselesaikan.

Penulis: Erik S
Editor: Willem Jonata
zoom-in BKKBN Sebut Stunting Masalah Gizi Terbesar, Perlu Kolaborasi Semua Pihak
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo berpose untuk difoto usai menjadi narasumber pada wawancara khusus dengan Tribun Network di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (19/1/2023). Sebagai Koordinator Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia, BKKBN berharap Pemerintah dan seluruh masyarakat bekerja sama dan bekerja keras untuk memberikan edukasi terbaik kepada remaja agar terhindar dari perilaku berisiko tinggi, salah satunya free seks atau seks bebas. TRIBUNNEWS/JEPRIMA 

Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai, stunting menjadi masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia.

BKKBN menilai diperlukan kolaborasi berbagai pihak agar kendala tersebut dapat lebih cepat diselesaikan.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, kepada media, belum lama ini, mengatakan Indonesia dengan sumber daya alam dan kekayaan bumi yang beragam ternyata tidak menjadikan negara kita bebas dari masalah kurang gizi. Hal ini disampaikan saat melakukan kunjungan ke Kelurahan Kebagusan, Jakarta Selatan.

Ia menjelaskan, pada 2019, jumlah kasus stunting di Indonesia mencapai 29,67 persen atau lebih tinggi dari dari angka standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 20 persen. Sekitar sembilan juta balita Indonesia saat itu mengalami stunting, yang artinya satu dari tiga bayi yang dilahirkan terdiagnosis stunting.

Baca juga: Mahalnya Harga Telur Dikhawatirkan Timbulkan Efek Domino, Dapat Ganggu Penurunan Angka Stunting

Kondisi stunting tersebut diprediksi semakin memburuk seiring terjadinya pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan perekonomian memburuk dan berdampak negatif pada kemampuan perekonomian rumah tangga. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan memberi asupan nutrisi dalam hal tumbuh kembang anak.

Berdasarkan catatan BKKBN, disampaikan Hasto, permasalahan terbesar dalam pengentasan stunting adalah masih kurangnya tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya stunting itu sendiri.

BERITA REKOMENDASI

Padahal, stunting terbukti menurunkan kemampuan intelektual anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Stunting bahkan membuat anak tidak mampu tumbuh tinggi optimal dan mudah terkena penyakit seperti central obesity (gemuk di bagian tengah tubuh) dan penyakit metabolik lainnya.

Ditambahkan Hasto, perilaku masyarakat yang juga masih mengabaikan gizi yang seimbang dan kebersihan, pernikahan muda, dan kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik turut menjadi faktor yang mempengaruhi dan oleh karenanya perlu untuk segera ditangani.

Selain itu, terdapat juga kasus 4Terlalu (hamil terlalu di usia terlalu muda, hamil di usia terlalu tua, hamil terlalu sering, hamil terlalu banyak) dalam kehamilan dan kelahiran, berkontribusi menjadi penyebab anak terkena stunting.

Menurut Hasto, stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan calon ibu dan janin serta memastikan anak mendapat asupan gizi seimbang di 1.000 hari pertama kehidupannya.

Salah satu kunci utama dalam mencegah stunting adalah dengan memperbanyak konsumsi protein hewani. Keunggulan protein hewani adalah memiliki komposisi asam amino esensial lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Selain itu protein hewani juga kaya akan mikronutrien seperti vitamin B12, vitamin D, zat besi, dan zinc.


Pangan sumber protein hewani belum menjadi prioritas belanja rumah tangga. Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2022 mencatat, belanja terbesar kelompok masyarakat 20 persen ekonomi terbawah ialah makanan dan minuman jadi sebesar 24,5 persen, beras 19,99 persen, rokok 11,3 persen, sayuran 9,25 persen, ikan dan makanan laut 7,04 persen, serta telur dan susu 4,65 persen.

Karena itu, berbagai pihak perlu bersinergi supaya masalah stunting dapat dituntaskan. Peran industri, selama ini juga sudah signifikan, dalam mempercepat penanganan kasus stunting.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas