Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penyakit Paru Obstruktif Kronis Jadi Beban Ekonomi dan Sosial, Kemenkes: Bisa Dicegah dan Diobati

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) saat ini menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Penyakit Paru Obstruktif Kronis Jadi Beban Ekonomi dan Sosial, Kemenkes: Bisa Dicegah dan Diobati
Kemenkes
Ilustrasi Paru-paru 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit yang sering ditemukan pada orang berusia di atas 40 tahun. 

PPOK saat ini menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Selain itu penyakit ini menjadi beban ekonomi serta sosial dan secara substansial, semakin meningkat.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, “PPOK sejatinya dapat dicegah dan diobati."

Sayangnya, sebagian besar pasien tidak menyadari gejala penyakit ini.

"Sehingga belum terdiagnosis dengan tepat, atau mendapatkan pengobatan yang belum optimal," ungkapnya dalam acara media briefing Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Jakarta Selatan, Senin (30/5/2023). 

Berita Rekomendasi

Oleh karenanya, menurut Syahril perlu dilakukan deteksi dini untuk penyakit PPOK.

Baca juga: Kenali PPOK, Penyakit Penyebab Kematian Tertinggi Ketiga di Dunia

"Diperlukan deteksi PPOK lebih dini bagi masyarakat serta optimalisasi terapi untuk mencegah eksaserbasi dan rawat inap," himbaunya. 

Upaya ini dapat dilakukan melalui kegiatan skrining dan diagnosis PPOK secara terintegrasi. 

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI telah memasukkan skrining PPOK jadi program prioritas. 

“Saat ini, skrining PPOK sudah menjadi program prioritas Kementerian Kesehatan RI, dimana keterbatasan modalitas spirometri merupakan salah satu kendala skrining dan diagnosis PPOK," lanjutnya. 

Maka dari itu, Glaxo Smith Kline (GSK), Kemenkes (RI) dan Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) berkomitmen untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.

Serta melengkapi kompetensi tenaga kesehatan menggunakan platform pendidikan kesehatan paru berbasis digital.

Dengan tujuan mendukung program prioritas dari Kementerian Kesehatan RI untuk mengatasi PPOK

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas