Pajanan Rokok Pada Ibu Hamil Bisa Berdampak Pada Bayi
Pajanan atau paparan rokok pada ibu hamil bisa berdampak pada bayi. Hal ini diungkapkan wwakil Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pajanan atau paparan rokok pada ibu hamil bisa berdampak pada bayi.
Hal ini diungkapkan oleh perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr. Feni Fitriani Taufik.
Baca juga: Kemenkes: Paparan Asap Rokok Orang Tua Potensi Buat Anak Stunting
Ia pun menjelaskan di RS Persahabatan pernah ada penelitian pada bayi.
Ada tiga kelompok bayi yang dilahirkan yakni dari ibu yang tidak merokok, ibu yang jadi perokok pasif, dan ibu perokok aktif.
Hasilnya didapatkan bahwa pada plasenta bayi dengan ibu perokok aktif dan pasif itu sama-sama ditemukan nikotin.
Kemudian dari waktu lahir pun panjang badan dan berat badan bayi jauh lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak merokok.
“Jadi, pajanan (paparan) rokok berpengaruh bukan saja setelah lahir, tapi di dalam kehamilan pun itu sudah sangat berpengaruh kepada bayi,” ungkap dr. Feni pada keterangannya, Kamis (8/6/2023).
Ia melanjutkan, ada istilah secondhand smoke dan thirdhand smoke.
Secondhand smoke adalah asap rokok yang dilepaskan oleh perokok kemudian dihirup oleh orang-orang di sekitarnya.
Sementara thirdhand smoke adalah sisa bahan kimia dari asap rokok.
Umumnya tidak terlihat tapi berbahaya, bukan hanya asap tapi residu dari orang yang merokok yang menempel terutama di dalam rumah seperti gorden, karpet, dan sofa.
“Itu mengandung kimia berbahaya jika terhirup oleh orang-orang yang ada di rumah seperti anak-anak Balita,” tutur dr. Feni.
“Kalau berbicara stunting, secondhand smoke dan thirdhand smoke menyebabkan beban ekonomi keluarga akan berlipat. Sebab perkembangan anak terganggu,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan konsumsi rokok dan hasil tembakau mempunyai dampak terhadap sosial ekonomi dan Kesehatan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasioanl (Susenas) 2021 menjelaskan pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk kebutuhan protein di keluarga.
“Berdasarkan data tersebut belanja rokok merupakan belanja terbesar kedua di keluarga dan tiga kali lebih tinggi daripada beli telur,” kata Maxi.
Rokok, tambah dr. Maxi, jadi persentase pengeluaran keluarga terbesar kedua yaitu sebanyak 11,9 persen baik di perkotaan maupun di pedesaan.