TRIBUNNEWS.COM - Berikut pengertian operasi Bariatrik.

Di Indonesia, operasi atau bedah Bariatrik masih sangat jarang digunakan.

Namun di beberapa negara lainnya, seperti Filipina, operasi Bariatrik telah lama diperkenalkan.

Di negara tersebut, operasi Bariatrik dilakukan untuk melawan obesitas, dikutip dari laman resmi Kemkes.

Lalu apa itu operasi Bariatrik?

Pengertian Operasi Bariatrik

Baca juga: Mengenal Endoskopi Bariatrik, Tindakan Medis Alternatif Atasi Obesitas

Mengutip dari my.clevealandclinci.org, operasi Bariatrik disebut juga operasi penurunan badan.

Operasi Bariatrik adalah operasi yang dilakukan untuk membantu penderita obesitas menurunkan berat badan.

Selain kemampuannya untuk mengobati obesitas, operasi ini sangat efektif dalam mengobati diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dikutip dari asmbs.org.

Operasi ini juga memiliki kemampuan untuk mencegah masalah kesehatan di masa depan.

Siapa yang Perlu Melakukan Operasi Bariatrik

Mengutip Mayoclinic, berikut ciri-ciri orang yang perlu melakukan operasi bariatrik:

- Indeks massa tubuh (BMI) Anda adalah 40 atau lebih tinggi, disebut obesitas ekstrem.

- BMI Anda adalah 35 hingga 39,9, disebut obesitas, dan Anda memiliki masalah kesehatan terkait berat badan yang serius, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, atau apnea tidur yang parah.

Dalam beberapa kasus, Anda mungkin memenuhi syarat untuk jenis operasi penurunan berat badan tertentu jika BMI Anda 30 sampai 34 dan Anda memiliki masalah kesehatan terkait berat badan yang serius.

Jenis-jenis Operasi Bariatrik

1. Roux-en-Y (roo-en-wy) bypass lambung

Prosedur ini adalah metode bypass lambung yang paling umum.

Ini bekerja dengan mengurangi jumlah makanan yang bisa Anda makan sekaligus dan mengurangi penyerapan nutrisi.

Dokter bedah mengambil bagian atas perut, menutupnya dari sisa perut.

Kantung yang dihasilkan berukuran sebesar kenari dan hanya dapat menampung sekitar satu ons makanan.

Biasanya, perut bisa menampung sekitar 3 liter makanan.

Kemudian, ahli bedah mengambil usus kecil dan menjahit sebagian langsung ke kantong.

Makanan kemudian masuk ke kantong kecil perut ini dan kemudian langsung masuk ke usus halus yang dijahit.

Makanan melewati sebagian besar lambung dan bagian pertama usus kecil, dan malah masuk langsung ke bagian tengah usus kecil.

2. Gastrektomi lengan (Sleeve gastrectomy)

Dengan gastrektomi lengan, mengambil sekitar 80 persen perut dan meninggalkan kantong panjang seperti tabung.

Perut yang lebih kecil ini tidak bisa menampung makanan sebanyak itu.

Ini juga menghasilkan lebih sedikit hormon ghrelin pengatur nafsu makan, yang dapat mengurangi keinginan untuk makan.

Keuntungan dari prosedur ini termasuk penurunan berat badan yang signifikan dan tidak ada perubahan rute usus.

Gastrektomi lengan juga membutuhkan waktu rawat inap yang lebih pendek daripada kebanyakan prosedur lainnya.

3. Pengalihan biliopancreatic dengan sakelar duodenum

Ini adalah operasi dua bagian di mana langkah pertama melibatkan melakukan prosedur yang mirip dengan gastrektomi lengan.

Operasi kedua melibatkan menghubungkan bagian ujung usus ke duodenum dekat perut (saklar duodenum dan pengalihan biliopancreatic), melewati sebagian besar usus.

Operasi ini membatasi seberapa banyak Anda bisa makan dan mengurangi penyerapan nutrisi.

Meskipun sangat efektif, namun memiliki risiko yang lebih besar, termasuk malnutrisi dan kekurangan vitamin.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Operasi Bariatrik