Seminar Kesehatan Smandel’82: Jantung Penyebab Kematian Terbesar, tapi Gejala Bisa Dikenali
Dokter Berlian Idris spesial ahli jantung menegaskan, bahwa secara global, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJP) adalah penyebab kematian terbesar
Penulis: Johnson Simanjuntak
Editor: Wahyu Aji
Program ini terdiri atas pralansia dan ansia sehat dengan Promotif dan Preventif yakni skrining/deteksi dini pada lansia, dan pemberdayaan lansia.
Sedangkan untuk lansia sakit, Pemerintah kata Dirjen Nakes punya program promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yaitu: Pelayanan kesehatan di Puskesmas (FKTP) yang santun pada lansia, Rumah Sakit dengan pelayanan geriatri terpadu termasuk rujukan, Perawatan Jangka Panjang/Long Term Care (PJP/LTC) bagi Lansia, dan Pelayanan Minimum Kesehatan Lansia (PMKL) pada situasi bencana / krisis kesehatan.
Paradigma Sehat
Sementara itu Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, dr.Ngabila Salama MKM dalam paparan berjudul “Paradigma Sehat untuk Cegah Sakit, Sehat Fisik dan Mental agar Hemat, Bugar, Produktif, Bahagia” juga menguraikan berbagai penyakit yang berpotensi menerpa para lansia dan bagaimana cara pencegahan efektif yang dapat dilakukan.
Menurut alumni SMAN 8 tahun 2007 ini, yang disebut sehat itu adalah sehat fisik dan mental, karena itu para lansia juga harus memahami soal ini agar secara fisik dan mental terus sehat, seperti sudah diungkapkan Dirjen Nakes.
“Dalam konteks ini saya berkeinginan agar paradigma hidup sehat itu diubah dengan mendahulukan pencegahan, bukan pengobatan,”kataya.
Dalam paparannya, dokter Ngabila mengingat bagaimana saat musim pancaroba ini, kita semua berusaha untuk mencegah penyakit dengan cara makan dan minum yang bersih, menjaga kebersihan lingkungan, minum air putih yang cukup, melakukan vaksinasi dan juga perlindungan diri dengan imunisasi.
Dokter Setia Pribadi yang masuk kelompok lansia karena sudah berusia 65 tahun dan masih aktif melakukan kegiatan fisik yang rutin seperti jalan, sepeda, renang, dan naik gunung ini mengatakan, usia emas adalah masa yang berharga, dan dengan perawatan yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan optimisme dan kualitas hidup yang tinggi.
“Usia emas adalah periode kehidupan yang umumnya mencakup usia 50 tahun ke atas. Ini adalah tahap yang menandai perubahan fisik, mental, dan emosional dalam kehidupan seseorang. Meskipun mungkin ada tantangan, tetapi ini juga bisa menjadi masa yang penuh potensi dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup,”kata dokter yang akrab disapa Acing ini.
Baca juga: Paparan Polusi Berkepanjangan Bisa Picu Penyakit Jantung
Sejumlah masalah kesehatan umum pada usia emas disebutkan oleh dokter Setia Pribadi, alumni SMAN 8 tahun 1976 ini yaitu penurunan fisik: penurunan massa otot, kepadatan tulang, dan kinerja organ tubuh, penyakit jantung dan hipertensi: risiko penyakit jantung meningkat seiring, bertambahnya usia, diabetes tipe 2: resiko diabetes meningkat pada usia emas karena gaya hidup dan perubahan hormonal, penyakit artritis: gangguan sendi dan nyeri pada tulang, gangguan kognitif: risiko demensia dan penyakit alzheimer meningkat.
“Yang terbaik, menerapkan pola hidup sehat dengan diikuti olahraga fisik sesuai kondisi dan kesukaan lansia,” katanya.