Manfaat Tes HPV DNA Genotyping untuk Deteksi Kanker Serviks
Melalui deteksi ini diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan kanker serviks.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanker serviks menjadi salah satu infeksi serius yang mengancam wanita.
Kanker serviks disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV).
Meski demikian, kanker serviks bisa dicegah dengan deteksi dini.
Salah satunya dengan metode tes HPV DNA Genotyping.
Melalui deteksi ini diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan penyembuhan kanker serviks.
Konsultan Ginekologi Onkologi dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi Dr. dr. Bambang Dwipoyono, Sp.OG memaparkan, tes HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekular yang bertujuan mencari tanda-tanda infeksi HPV, diutamakan pada kelompok jenis (strain) yang dapat menimbulkan kanker pada serviks uteri.
"Caranya dengan mengambil dari usapan pada permukaan mulut rahim dengan menggunakan sikat atau brush. Sampel ini akan dianalisis di laboratorium dan hasilnya akan mengidentifikasi jenis-jenis HPV yang terdeteksi dalam sampel," kata Dokter yang merupakan lulusan dari Universitas Indonesia ini seperti dikutip Rabu (23/8/2023).
Baca juga: Lindungi Anak Perempuan dari Ancaman Kanker Serviks, Pemberian Imunisasi HPV Diperluas
Tes ini dapat mendeteksi semua jenis HPV baik yang onkogenik maupun yang non-onkogenik.
HPV onkogenik adalah jenis virus yang berpotensi menyebabkan kanker.
Sedangkan HPV non-onkogenik adalah jenis virus yang memiliki risiko sangat rendah untuk menyebabkan kanker.
“Saat ini jenis HPV onkogenik (high risk) yang bisa dideteksi adalah 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68 dan untuk HPV non-onkogenik (low risk) adalah 6, 11, 42, 43, 44, 81,” kata dr. Bambang.
Risiko terkena kanker serviks dapat bervariasi tergantung pada jenis HPV yang ada dan faktor lainnya seperti imunitas tubuh, paparan faktor risiko lainnya, dan faktor genetik.
Oleh karena itu, tes HPV DNA dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan HPV onkogenik yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.
Hasil tes HPV DNA pun tergolong cepat, pemeriksaan secara teknis bisa diperoleh dalam kurun waktu 60 menit.
Namun, tergantung pada laboratorium atau rumah sakit tempat tes dilakukan.
Setelah mendapatkan hasil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Dengan demikian, siapa saja dapat melakukan tes atau pemeriksaan tersebut karena tujuan dari dilakukannya prosedur tes DNA HPV adalah untuk mendapatkan informasi adanya infeksi HPV dalam upaya melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks, sehingga tes HPV DNA Genotyping bisa dilakukan pada siapa saja yang menjadi target skrining,” lanjut dr. Bambang.
Meski pun seseorang telah menerima vaksinasi HPV, masih ada kemungkinan infeksi HPV yang tidak ditangkap oleh vaksin.
Oleh karena itu, tes HPV DNA Genotyping tetap relevan untuk memastikan atau mendeteksi adanya infeksi.
Tes ini membuat pengkategorian yaitu kelompok yang berisiko kanker serviks dan yang tidak berisiko kanker serviks.
Dengan adanya pengelompokan risiko tersebut, selanjutkan dapat dilakukan tata laksana.
Tes ini umumnya tersedia di berbagai rumah sakit atau laboratorium medis yang memiliki fasilitas dan kemampuan untuk melakukan tes molekuler.
"Jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi HPV dalam tubuh, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter " tutur dokter yang juga lulusan dari University of New Haven, Amerika Serikat tersebut.