Tanda dan Gejala Virus Nipah Beserta Cara Pencegahannya
Virus Nipah merupakan salah satu jenis virus berbahaya. Berikut ini tanda dan gejala virus Nipah serta cara mencegah penularan virus Nipah.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Virus Nipah merupakan salah satu jenis virus berbahaya.
Virus ini menyerang hewan dan manusia.
Penularan virus Nipah dapat terjadi melalui perantara hewan liar ke manusia.
Mengutip laman resmi WHO, infeksi virus Nipah pada manusia menyebabkan berbagai gambaran klinis, mulai dari infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga infeksi saluran pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.
Tingkat kematian akibat virus Nipah diperkirakan mencapai 40 hingga 75 persen.
Dikutip dari CDC, virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis, artinya dapat menyebar antara hewan dan manusia.
Baca juga: Virus Nipah Ada Potensi Masuk ke Indonesia, Pakar Anjurkan Pemerintah Lakukan Ini
Kelelawar buah, disebut juga rubah terbang, merupakan hewan reservoir NiV di alam.
Virus Nipah juga diketahui menyebabkan penyakit pada babi dan manusia.
Infeksi NiV dikaitkan dengan ensefalitis (pembengkakan otak) dan dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat dan bahkan kematian.
Tanda dan Gejala Virus Nipah
Infeksi virus Nipah (NiV) dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat, termasuk pembengkakan otak (ensefalitis) dan berpotensi kematian.
Gejala biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah terpapar virus.
Penyakit ini awalnya muncul sebagai demam dan sakit kepala selama 3-14 hari, dan sering kali disertai tanda-tanda penyakit pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.
Fase pembengkakan otak (ensefalitis) mungkin terjadi, dengan gejala yang meliputi kantuk, disorientasi, dan kebingungan mental, yang dapat dengan cepat berkembang menjadi koma dalam waktu 24-48 jam.
Gejala awalnya mencakup satu atau beberapa hal berikut:
- Demam
- Sakit kepala
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Sulit bernafas
- Muntah
Gejala yang parah mungkin terjadi, seperti:
- Disorientasi, mengantuk, atau kebingungan
- Kejang
- Koma
- Pembengkakan otak (ensefalitis)
Baca juga: Awal Mula Persebaran Virus Nipah di Dunia, Pertama Kali Terjadi di Peternakan Babi di Malaysia
Kematian dapat terjadi pada 40-75 persen kasus.
Efek samping jangka panjang telah ditemukan pada penyintas infeksi virus Nipah, termasuk kejang terus-menerus dan perubahan kepribadian.
Infeksi yang menimbulkan gejala dan terkadang kematian jauh setelah terpapar (dikenal sebagai infeksi tidak aktif atau laten) juga telah dilaporkan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terpapar.
Cara Pencegahan Virus Nipah
Dikutip dari yankes.kemkes.go.id, berikut beberapa cara untuk mencegah penularan virus Nipah:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular Virus Nipah.
Jika perlu, Anda bisa memasang jaring di sekitar rumah untuk mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah.
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi serta hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang.
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu boots, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan.
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi Virus Nipah.
- Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.
Sementara itu menurut laman WHO, saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia untuk melawan virus Nipah.
Berdasarkan pengalaman yang diperoleh selama wabah Nipah yang melibatkan peternakan babi pada tahun 1999, pembersihan dan disinfeksi peternakan babi secara rutin dan menyeluruh dengan deterjen yang tepat mungkin efektif dalam mencegah infeksi.
Satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan terhadap virus Nipah.
Karena penularan dari manusia ke manusia telah dilaporkan, khususnya di fasilitas layanan kesehatan, kewaspadaan kontak dan droplet harus dilakukan selain kewaspadaan standar.
Tindakan pencegahan penularan melalui udara mungkin diperlukan dalam kondisi tertentu.
Sampel yang diambil dari manusia dan hewan yang diduga terinfeksi virus Nipah harus ditangani oleh staf terlatih yang bekerja di laboratorium dengan perlengkapan yang sesuai.
(Tribunnews.com/Yurika)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.