Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Meriahkan Hari Penglihatan Dunia Miyosmart Goes To School Digelar di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur

Hari Penglihatan Sedunia (WSD) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata dan menjalani pemeriksaan mata seca

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Meriahkan Hari Penglihatan Dunia Miyosmart Goes To School Digelar di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur
Dokumentasi
Meriahkan Hari Penglihatan Dunia Miyosmart Goes To School Digelar di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur 

“Masalah penglihatan penting ditangani dini pada anak karena adanya periode emas untuk mengkoreksi penglihatan untuk cegah terjadi mata malas, yakni usia 10 tahun. Apabila ditemukan gangguan penglihatan, orang tua segera dapat melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan mendapatkan penanganan untuk anaknya. Selain itu, apabila tidak ditemukan gangguan penglihatan saat ini, perlu diingat bahwa anak masih berubah dan tumbuh, sehingga belum tentu dalam 6 bulan sampai 1 tahun ke depan hal itu masih sama,” tambah dr Kianti.

Penyebab Myopia (rabun jauh) terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan oleh bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal. Gejala Myopia bisa terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia. Namun, kondisi ini umumnya mulai muncul pada anak-anak usia sekolah hingga remaja. Dan berkembang lebih cepat sesuai dengan usia berkembangnya anak, yakni 6-14 tahun.

“Pengidap rabun jauh yang ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, rabun jauh yang tergolong parah akan mempengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama,” kata Dodi.

Menurut penelitian, pada tahun 2050, setengah populasi dunia diprediksi menderita kelainan refraksi rabun jauh atau myopia. Dengan banyaknya kegiatan belajar mengajar yang di lakukan anak di depan gadget selama masa pandemi juga mempengaruhi meningkatnya angka Myopia pada anak, salah satunya di Indonesia, terlebih di daerah Ibukota.

Sayangnya, menurut Dodi, di Indonesia, tingkat kesadaran terhadap kesehatan mata masih sangat rendah terutama dalam hal risiko dan penanganan mata minus (myopia) khususnya pada anak. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan Miyosmart Goes to School sebelumnya, bahwa terdapat banyak anak usia sekolah mengalami myopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak dari diantaranya yang orangtuanya tidak menyadari bahwa sang anak mengalami myopia. Selain itu, ditemukan bahwa banyak pula orangtua yang belum pernah memeriksakan kondisi mata anaknya.

Masyarakat Cenderung Menganggap Remeh Kelainan Refraksi

Masyarakat cenderung menganggap remeh kelainan refraksi seperti kondisi myopia. Padahal, myopia yang tidak terkontrol dapat mengarah ke komplikasi penyakit mata lainnya yang lebih serius. Myopia paling baik ditangani sedini mungkin untuk menghindari masalah penglihatan jangka panjang.

“Banyak yang tidak mengetahui bahwa pertumbuhan myopia pada anak dapat dikontrol/ditahan dan kini terdapat beberapa opsi kontrol myopia. Oleh karena itu, HOYA ingin melakukan edukasi kepada orangtua maupun anak tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini. Edukasi ini difokuskan untuk orangtua dengan anak usia sekolah dasar. Semakin dini penanganan yang dilakukan, semakin besar peluang untuk menghindari penyakit mata yang lebih serius,” Dodi menjelaskan.

BERITA REKOMENDASI

Melalui inovasi terbarunya, lensa kacamata terapi MiYOSMART, HOYA memperkenalkan opsi kontrol myopia terkini di Indonesia, dengan uji klinis terpanjang dan tingkat efikasi paling tinggi diantara lensa kacamata kontrol myopia lainnya. MiYOSMART telah melalui uji klinis selama 6 tahun, terbukti dapat menahan laju pertumbuhan myopia hingga 60%. MiYOSMART mendapat pengakuan dari global, dengan berbagai penghargaan bergengsi pada industri optik dan kesehatan mata. Lensa kacamata terapi dianggap sebagai opsi kontrol myopia yang paling mudah digunakan karena tidak menyentuh organ mata anak secara langsung (non-invasive).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas