Alami Saraf Terjepit, Apakah Boleh Dipijat? Begini Kata Dokter
Saraf terjepit merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Hernia Nukleus Pulposus (HNP) atau biasa disebut dengan saraf terjepit merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang menerima tekanan berlebih.
Sehingga, menyebabkan bantalan yang terletak diantara tulang belakang mengalami kerusakan.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Sakit Pinggang Biasa atau karena Saraf Terjepit
Ketika terjadi saraf kejepit maka akan muncul rasa nyeri, mati rasa, hingga kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu atau kedua kaki.
Biasanya saraf terjepit bisa sebabkan rasa nyeri pada punggung. Lalu sebagian orang memutuskan untuk mengurut di bagian nyeri tersebut.
Lantas, bolehkah sakit pinggang yang disebabkan oleh saraf terjepit.
Terkait hal ini, Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K). beri penjelasan.
Baca juga: Saraf Terjepit yang Dialami Raffi Ahmad Bisa Terjadi Berulang, Berikut Cara Mencegahnya
Menurutnya dalam dunia medis, tidak ditemukan urut atau pijat sebagai penanganan yang tepat untuk saraf terjepit.
"Saya terus terang tidak bisa jawab. Boleh atau tidak. Karena saat ini di literatur kedokteran tidak ada pernah meneliti dampaknya urut pada badan kita untuk kasus apa pun," ungkapnya pada media briefing di daerah Jakarta Selatan, Senin (25/12/2023).
Lantas bagaimana penanganan yang tepat untuk saraf terjepit?
Menurut dr Rizki tindakan paling tepat adalah melepaskan jepitan tersebut.
Dan jepitan ini bisa dilakukan dengan tindakan dokter terkait.
"Sampai saat ini belum ada obat terapi fisik yang bisa membuat jepitan terserap atau hilang. Ini belum ada. Kalau ditanya dikerjain apa, ambil jepitannya" kata dr Rizki lagi.
Apa bila gejala masih awal, yaitu 1-2 hari umumnya tidak langsung diambil tindakan operasi.
Kecuali, saraf terjepit ini telah tunjukkan gejala siginifikan seperti gangguan otot, kesulitan buang kecil hingga buang air besar.
Kalau gejala yang ditunjukkan hanya nyeri saja, maka penanganan hanya terapi konservatif.
"Satu coba obat-obatan dulu, anti radang, atau pelemas otot. Kemudian berikan juga vitamin yang untuk penyembuhan saraf," papar dr Rizki.
Selain itu, dokter juga melakukan konsultasi untuk mengarahkan pasien ke rehabilitas medik fisioterapi.
"Berapa lama? Literatur bilangnya 6-8 minggu maksimal. Memang tidak ada patokan asli, biasanya itu adalah time frame yang kita lihat,"imbuhnya.
Kalau sudah dua minggu pasien masih alami kesakitan sekali, maka dokter akan ambil tindakan selanjutnya.
"Kalau konservatif kita anggap tidak berhasil, artinya tidak ada kemajuan, nyeri terus menerus muncul, biasanya operasi bagian saraf terjepitnya," tutup dr Rizki.