Kapan saat yang Tepat Anak Diberi Alat Bantu Dengar? Begini Penjelasan Dokter
Kapan saat yang tepat anak perlu diberikan alat bantu dengar? Berikut penjelasan dokter ahli RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Ashadi Budi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setiap orang bisa saja mengalami masalah pendengaran dengan beragam penyebab.
Bahkan, gangguan pendengaran juga bisa terjadi pada anak-anak.
Jika mengalami gangguan pendengaran, salah satu alternatif yang dianjurkan adalah alat bantu dengar.
Lantas, kapan saat yang tepat anak perlu diberikan alat bantu dengar?
Terkait hal ini, dokter spesialis telinga hidung tenggorok – bedah kepala leher RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Ashadi Budi beri penjelasan.
"Kapan mulai dipakai? Segera saat terdiagnosis," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Kamis (29/2/2024).
Alat bantu dengar perlu digunakan langsung usai anak didiagnosis alami pendengaran pada usia 6 bulan sampai 1 tahun.
Saat bayi baru lahir, biasanya ada pemeriksaan otoacoustic emission (OAE).
Namun, memang belum semua rumah sakit yang menyediakan pemeriksaan ini.
Orangtua pun dianjurkan untuk memeriksakan pendengaran anak di usia 6 bulan hingga satu tahun.
"Sat bayi baru lahir. OAE tidak normal periksa, sampai usia 6 bulan harus diagnosis. Kalau terjadi ketulian langsung intervensi dengan alat bantu dengar," tegasnya.
Baca juga: Ekstrak Buah Zaitun, Senjata Ampuh untuk Kesehatan Tulang dan Otot
Lantas apa dampaknya jika anak tidak segera diberikan alat bantu dengar?
Dr Ashadi ungkapkan jika akan ada dampak serius pada anak.
Anak yang tidak dapat mendengar suara dengan baik, tidak dapat menangkap informasi dan kosakata dari suara.
Akibatnya, kualitas berbahasa anak menjadi menurun. Sehingga bukan tidak mungkin anak bisa alami kesulitan untuk berkomunikasi di kemudian hari.
Sayangnya, menurut dr Ashadi masih ada orangtua yang masih belum paham atau enggan saat sang buah hati dianjurkan menggunakan alat bantu dengar.
"Cuma ada yang tidak rela pakai alat bantu dengar. Cukup banyak, sampai 3-4 tahun tidak terdiagnosis," imbuhnya.
Selain itu, masih ada kesalahpahaman dari orangtua yang menganggap anak yang tuli itu pasti sama sekali tidak bisa mendengar.
"Tulis tidak mendengar sama sekali, padahal ada derajatnya. Orangtua beranggapan suara kenceng kaget kok. Itu salah paham, tuli ada derajatnya," tegas dr Ashadi.
Akibatnya, orangtua sering membawa anak dalam kondisi yang sudah sangat terlambat.
Bahkan ada yang datang ketika anak sudah berusia 7 tahun.
"Seseorang hening 7 tahun, kemudian baru mengenal suara. Maka efektifitas mengenal bahasa menurun. (Berbeda) diberikan sebelum usia tiga tahun, anak sudah biasa mendengar suara," jelasnya.
Alat bantu dengar jauh lebih efektif digunakan pada usia kurang tiga tahun
"Kalau sudah kelewat, baru 7 tahun dipasang, apa masih bisa bicara? Bisa, tapi menurun. Anak ini sudah terbiasa baca bibir. Sudah punya bahasa sendiri. Proses belajarnya susah," jelas dr Ashadi.
Oleh karena itu, ia mengimbau pada orangtua untuk langsung memasang alat bantu langsung setelah terdiagnosis.