Organisasi Penelitian Kanker di Inggris Ungkap Hasil Penelitian Nikotin pada Rokok, Ini Hasilnya
Organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukanlah pemicu utama penyakit yang berkaitan mero
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukanlah pemicu utama penyakit yang berkaitan dengan merokok, serta bukan penyebab utama kanker.
Nikotin selama ini dilabeli sebagai penyebab dari masalah kesehatan akibat kebiasaan merokok.
Menariknya, sejumlah pakar kesehatan masyarakat justru menilai nikotin mempunyai potensi yang dapat dieksplorasi lebih lanjut untuk membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Hal ini diperkuat European Code Against Cancer yang menjelaskan bahwa nikotin adalah senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tanaman tembakau dan memiliki efek adiksi ketimbang menyebabkan kanker secara langsung.
“Orang-orang merokok demi nikotin, namun mereka mati karena penolakan terhadap pengurangan risiko. Tantangan bagi kami adalah menghasilkan strategi yang tidak hanya berhasil, namun juga bekerja lebih baik dibandingkan strategi lainnya,” kata mantan Direktur Layanan Alkohol dan Narkoba di Rumah Sakit St. Vincent, Dr. Alex Wodak, pada acara Global Forum on Nicotine, belum lama ini seperti dikutip Senin (25/3/2024).
Strategi yang dimaksud adalah dengan mengimplementasikan pengurangan risiko tembakau melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif dan produk tembakau yang dipanaskan.
Pengurangan risiko pada produk seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan disebabkan karena produk tersebut menerapkan sistem pemanasan sehingga mampu meminimalisir risiko-risiko kesehatan.
Dengan begitu, perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk beralih dari kebiasaannya masih bisa mendapatkan asupan nikotin tanpa harus terpapar senyawa-senyawa berbahaya seperti TAR yang terdapat pada asap rokok, yang mengimplementasikan pembakaran.
Senada, Mark Oates yang merupakan Direktur We Vape sekaligus Asosiasi Pengguna Snus, berpendapat telah terjadi misinformasi secara besar-besaran tentang nikotin.
Sebagai contoh, senyawa ini dikaitkan dengan berbagai penyakit akibat merokok seperti kanker.
Padahal, dengan tetap memanfaatkan nikotin yang dihantarkan melalui produk tembakau alternatif, hal ini dapat membantu perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaannya.
“Kami melihat negara-negara seperti Swedia yang telah melakukan transisi ke produk alternatif ini. Jika para pembuat kebijakan menyadari hal ini, mereka dapat memahami bahwa produk ini adalah produk yang lebih rendah risiko dan merupakan satu-satunya jalan ke depan,” jelas Oates.
Dalam kesempatan berbeda, Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, menjelaskan nikotin adalah senyawa kimia yang masuk ke dalam golongan alkaloid dan secara alami terkandung dalam tembakau.
Nikotin sebenarnya juga dapat ditemukan pada beberapa tanaman lainnya seperti kentang, terong, dan tomat, namun konsentrasinya masih kecil.
Ia juga mengatakan bahwa produk tembakau alternatif menjadi pilihan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan untuk berhenti dari kebiasaannya.
Baca juga: Dampak Kesehatan yang Ditimbulkan saat Berbuka Puasa dengan Merokok
Dengan beralih ke produk ini, potensi risiko kesehatan mereka dapat berkurang dibandingkan dengan lanjut merokok.
“Menghalangi orang untuk tidak merokok akan berat sekali, sehingga salah satu cara yang bisa digunakan adalah memanfaatkan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko. Hal ini bisa digunakan untuk mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan,” jelas Khotib.