Waspadai Penyebaran DBD Saat Hari Raya Idul Fitri, Penularan Bisa Terjadi Saat Mudik
Jelang hari raya Iedul Fitri, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap berdarah dengue (DBD).
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023 mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) selama tahun 2023 sebanyak 114.435 dengan kematian 894 kasus.
Kasus DBD ini turun dari tahun sebelumnya sebanyak 143.266 kasus dan kematian sebanyak 1.237 kasus.
Baca juga: Terawan Siap Teliti Sel Dendritik untuk Penyakit Demam Berdarah
Sedangkan, di tahun 2024, sampai dengan minggu ke-11 saja, tercatat 35.556 kasus dengan kematian 290 kasus.
Nah, jelang hari raya Iedul Fitri, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht,
Pada momen tersebut tidak lepas dari budaya pulang ke kampung halaman atau mudik.
"Hal ini juga perlu menjadi perhatian, mengingat seorang individu tidak hanya berisiko terkena DBD, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi," jelas Andreas pada keterangannya, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Tips Cegah Komplikasi hingga Kematian Demam Berdarah Dengue
Seperti diketahui, DBD tidak dapat menyebar secara langsung dari satu orang ke orang lain, diperlukan nyamuk untuk penularan virus demam berdarah.
Ketika seekor nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi virus dengue.
Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menularkan virus tersebut kepada orang yang sehat dengan menggigit mereka.
Risiko DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya seperti daerah pemukiman perkotaan.
Termasuk taman dan tempat bermain yang berada di dalamnya.
Di mana terdapat kemungkinan yang lebih tinggi untuk menemukan Aedes aegypti dan manusia yang terinfeksi, dibandingkan dengan daerah yang masih berhutan.