Cara Mencegah Luka Dekubitus pada Lansia dengan Kondisi Tirah Baring
Ulkus dekubitus merupakan luka tekan atau luka baring, yakni luka terbuka akibat tekanan di area tubuh tertentu dalam waktu lama.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kemenkes RI dr. Nida Rohmawati, MPH mengatakan, rasio kejadian luka dekubitus di Indonesia lebih tinggi dibanding Negara-Negara lain di ASEAN.
Ulkus dekubitus merupakan luka tekan atau luka baring, dimana terdapat luka terbuka pada kulit yang disebabkan oleh tekanan di area tubuh tertentu dalam waktu yang lama.
"Di Indonesia risiko luka dekubitus ini mencapai 33 persen," kata dr Nida dalam kegiatan peluncuran Lifree popok perekat untuk dewasa yang menggunakan 100 persen bahan breathable, di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Ia mengatakan, kondisi ini bukan tanpa sebab terjadi, Indonesia sedang memasuki era dengan jumlah lansia yang tinggi yakni mencapai 11.75 persen dan diprediksi akan terus bertambah mencapai 20 persen di tahun 2045.
Data di 2023 saja, ada 28, 9 juta lansia di Indonesia.
Adapun 8 provinsi tertinggi jumlah lansia terbanyak ada di DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Lampung.
Apa saja faktor risiko ulkus dekubitus?
1. Lansia dalam kondisi tirah baring
Lansia dengan kondisi tirah baring berisiko besar terkena ulkus dekubitus.
Di Indonesia ada sekitar 3,7 persen (1,036 juta) lansia yang mengalami kondisi tirah baring atau ketergantungan total dengan orang lain.
Baca juga: Benarkah Ulkus Dekubitus Bisa Jadi Sebab Kematian? Ini Penjelasan Dokter Spesialis Kulit
Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Rinadewi Astriningrum Sp.D.V.E., Subsp.D.A dari KSDGI menjelaskan, lansia dalam keadaan tersebut memiliki mobilitas yang sangat terbatas sehingga pada area tubuh yang sama akan mengalami tekanan dalam jangka waktu yang lama.
2. Kondisi Inkontinesia
Kemudian diperparah jika lansia mengalami kondisi inkontinesia atau mengompol.