Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Diseksi Aorta, Penyakit Pembuluh Darah Berbahaya yang Mengintai Perokok

Penyakit pembuluh darah ini gejalanya mirip dengan serangan jantung dan bisa menyerang siapa saja.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Diseksi Aorta, Penyakit Pembuluh Darah Berbahaya yang Mengintai Perokok
pjnhk.go.id
Diseksi Aorta 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mengenal diseksi aorta, penyakit pembuluh darah berbahaya yang gejalanya mirip dengan serangan jantung.

Diseksi aorta merupakan kondisi robeknya salah satu lapisan pada pembuluh darah besar atau aorta yang tergolong serius dan harus mendapat penanganan medis sesegera mungkin.

Diseksi aorta bisa menyerang siapa saja, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan faktor risiko diseksi aorta seperti tekanan darah tinggi, riwayat keluarga dengan diseksi aorta, kebiasaan merokok, kelainan katup jantung, dan lansia.

Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular dr. Dicky Aligheri, Sp.BTKV (K), FIHA, FICA, mengatakan, aorta berfungsi krusial bagi tubuh karena membawa aliran darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh, karena selain darah, zat-zat lain yang terbawa seperti nutrisi dan hormon juga dialirkan melalui aorta.

“Penting bagi kita untuk selalu menjaga fungsi jantung terutama aorta untuk mencegah terjadinya penyakit komplikasi akibat gangguan yang bisa dialami,” ujar dr. Dicky.

Penyebab Diseksi Aorta

Berita Rekomendasi

Adapun penyakit ini sering kali disebabkan oleh adanya kelainan pada dinding aorta atau tekanan darah yang tinggi. 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diseksi aorta antara lain: 

  • Hipertensi (tekanan darah tinggi) yang konstan dan tidak terkontrol dapat menyebabkan lemahnya dinding aorta. Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap robekan dan diseksi.
  • Penyakit arteri koroner dapat menyebabkan pembentukan plak di dinding arteri yang bisa menyebabkan kerapuhan dinding aorta dan meningkatkan risiko terjadinya diseksi.
  • Kelainan kongenital atau genetik seperti sindrom Marfan, Turner, dan kelainan lain yang mempengaruhi struktur dan kekuatan jaringan ikat dapat meningkatkan risiko diseksi aorta.
  • Cedera atau trauma serius pada dada atau perut, seperti kecelakaan mobil atau benturan keras dapat merusak dinding aorta dan menyebabkan diseksi.
  • Penggunaan obat terlarang tertentu dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang ekstrem dan melemahkan dinding aorta.
  • Angkat bebansecara bertahap dan jangan terlalu berlebihan. Hal ini dapat menjadi salah satu pemicu diseksi aorta.

Gejala Diseksi Aorta

Gejala diseksi aorta mirip dengn gejala serangan jantung yang berupa nyeri dada hebat, tiba-tiba dan intens.

  • Nyeri dada yang hebat.secara tiba-tiba dan intens. Nyeri ini biasanya dirasakan di area dada atau punggung bagian atas dan sering kali digambarkan sebagai sensasi menusuk.
  • Nyeri punggung dapat terasa di antara bahu atau sebagai nyeri menusuk di punggung bagian atas atau bawah.
  • Sesak napas karena pecahnya dinding aorta dapat menyebabkan penumpukan darah di sekitar jantung atau paru-paru, yang dapat mengganggu proses pernapasan dan menyebabkan sesak napas.
  • Nyeri perut: Jika diseksi aorta melibatkan bagian perut aorta, hal tersebut dapat menyebabkan nyeri perut yang parah.
  • Kelumpuhan ekstremitas: Jika diseksi aorta mengganggu aliran darah ke ekstremitas (lengan atau kaki), maka bisa terjadi kelumpuhan atau mati rasa pada bagian tersebut.
  • Pucat, berkeringat, atau mual: Beberapa orang mungkin mengalami gejala nonspesifik seperti pucat, berkeringat berbihan, atau mual.

“Diagnosis diseksi aorta melibatkan evaluasi medis yang mendalam dan detail untuk membantu mengonfirmasi kondisi pasien,” sebut dr. Dicky.

Nantinya dokter akan menanyakan riwayat klinis dan pemeriksaan fisik, kemudian melakukan CT scan (Computerized Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging) maupun Echocardiography (Ekokardiografi).

Setelah diagnosis diseksi aorta dilakukan, langkah selanjutnya adalah segera mengambil tindakan untuk memberikan perawatan yang diperlukan dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas