Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Mengenal Fenomena 'Remaja Jompo', Faktor Pemicu dan Cara Mengatasi

Kurangnya aktivitas fisik, pola makan buruk, dan gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada kondisi ini apa yang disebut fenomena Remaja Jompo

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
zoom-in Mengenal Fenomena 'Remaja Jompo', Faktor Pemicu dan Cara Mengatasi
istimewa
Physical Medicine and Rehabilitation Resident, dr Adrian Setiaji mengatakan, gaya hidup modern, termasuk kebiasaan duduk lama di depan komputer, memperburuk kesehatan sendi bisa memicu fenomena Remaja Jompo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya kalangan dewasa dan orang tua, kini gangguan nyeri sendi sering dialami oleh generasi muda. 

Kurangnya aktivitas fisik, pola makan buruk, dan gaya hidup tidak aktif berkontribusi pada kondisi ini apa yang disebut fenomena Remaja Jompo.

Physical Medicine and Rehabilitation Resident, dr Adrian Setiaji mengatakan, gaya hidup modern, termasuk kebiasaan duduk lama di depan komputer, memperburuk kesehatan sendi.

Baca juga: Bebaskan Diri dari Pegal Linu dan Nyeri Sendi Dengan Sorehat, Solusi Herbal Terpercaya

"Pekerja kantoran sering mengalami nyeri sendi akibat posisi duduk yang statis dan penggunaan komputer berlebihan tanpa istirahat cukup, serta postur tubuh yang tidak ergonomis,” ungkap dr Adrian Setiaji saat memberikan edukasi keseharan di arena PRJ, Jakarta Utara.

Menurut data Kementerian Kesehatan 2018, 35 persen masyarakat Indonesia mengalami kurangnya aktivitas fisik, meningkatkan risiko kematian hingga 30 persen dibandingkan dengan yang aktif.

WHO mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik adalah penyebab kematian nomor 4 di dunia.

Berita Rekomendasi

Adrian Setiaji mengatakan, gejala awal osteoporosis sering kali tidak terasa hingga terjadi patah tulang namun beberapa tanda awal termasuk nyeri punggung akibat patah tulang vertebra, penurunan tinggi badan, dan postur tubuh yang bungkuk.

Faktor risiko osteoporosis meliputi usia lanjut, kekurangan kalsium dan vitamin D, gaya hidup sedentari, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan riwayat keluarga dengan osteoporosis.

"Wanita pasca menopause juga memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan hormon estrogen," katanya.

Untuk mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan sendi, dr. Adrian Setiaji merekomendasikan latihan peregangan sederhana seperti stretching otot punggung dan kaki, serta olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga.

Baca juga: Aktif Jogging dan Angkat Beban Minimalisir Nyeri Sendi dan Pegal Linu

Latihan ini dapat dilakukan sebelum mengunjungi acara seperti Jakarta Fair untuk menjaga kebugaran tubuh dan mengurangi ketegangan pada sendi.

Sebagai pendekatan menyeluruh untuk kesehatan tulang dan sendi, pilihan mengonsumsi etawalin jadi pilihan karena tidak hanya mengandalkan teknologi terkini dalam memperkuat struktur tulang, tetapi juga menawarkan formulasi yang ramah dan efektif.

Praktisi kesehatan, Ahmad Zaini mengatakan, minuman herbal bisa menjadi salah satu cara mengatasi gangguan kesehatan ini.

"Kombinasi susu kambing dan herbal seperti kayu manis, jahe, temulawak, daun salam, dan sereh, etawalin tidak hanya menyediakan manfaat kesehatan yang menyeluruh, tetapi juga menawarkan rasa yang enak tanpa bau prengus yang mengganggu," katanya.

Direktur Utama PT Herbathos Untuk Indonesia ini menambahkan kehadirannya di Jakarta Fair sebagai upaya mendukung kesehatan tulang dan sendi masyarakat Indonesia melalui edukasi dan konsultasi gratis, serta memperkenalkan solusi alami yang efektif dan aman untuk kehidupan yang lebih sehat dan aktif.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas