Puput Novel Meninggal Dunia Akibat Kanker Payudara, Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini HER2
Trastuzumab deruxtecan akan bekerja dengan cara menempel pada reseptor HER2, bahkan jika ekspresi HER2 hanya rendah (seperti IHC 1+ atau 2+).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Seno Tri Sulistiyono
"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun ekspresi HER2 rendah, pasien ini mungkin tetap mendapat manfaat dari terapi target. Pasien dengan HER2-low, yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi syarat untuk terapi HER2-targeted, sekarang dapat menerima pengobatan seperti trastuzumab deruxtecan," jelas dr Andhika.
Dengan adanya obat seperti trastuzumab deruxtecan, pasien dengan HER2-low sekarang memiliki harapan baru, di mana terapi memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien yang sebelumnya tidak dapat menerima pengobatan ini.
Dalam memastikan seorang pasien kanker payudara terdiagnosa kategori yang mana, maka perlu dilakukan pemeriksaan Histopatologi dan Imunohistokimia (IHK) yang sangat penting untuk menentukan status HER2 seseorang.
Dalam beberapa kasus, pasien tidak menerima pemeriksaan hormonal atau HER2 secara lengkap.
Kondisi ini bisa menghambat pemberian terapi yang tepat.
Karena itu ujar dr Andhika, pentingnya peran pemerintah dan institusi kesehatan dalam mendukung akses yang lebih luas terhadap tes diagnostik dan pengobatan yang tepat.
"Pada pasien dengan HER2-low atau HER2-negatif (IHC 0) sebelumnya tidak dianggap untuk terapi HER2, tetapi dengan perkembangan terapi baru seperti trastuzumab deruxtecan, mereka yang HER2-low, sekarang berpeluang menerima pengobatan ini," jelas dr Andhika.
Trastuzumab deruxtecan akan bekerja dengan cara menempel pada reseptor HER2, bahkan jika ekspresi HER2 hanya rendah (seperti IHC 1+ atau 2+).
"Setelah menempel, obat ini melepaskan senyawa sitotoksik yang bekerja seperti "rudal" untuk menghancurkan sel kanker," ungkapnya lagi.
Dr Andhika melanjutkan, pendekatan pengobatan kanker payudara menjadi lebih spesifik dan terarah.
Pada pengobatan menggunakan trastuzumab, pasien menerima pengobatan selama setahun, yang biasanya dibagi menjadi beberapa kali pemberian, sekitar 17 kali selama periode tersebut.
“Namun tetap setiap respons terhadap pengobatan harus dipantau, termasuk dengan tes seperti IHK," jelas dr Andhika.
Setelah pengobatan awal, kanker payudara bisa kambuh dan bermetastasis ke organ lain, seperti hati atau tulang. Dalam kasus ini, biopsi ulang seringkali diperlukan untuk memastikan apakah kanker yang muncul memiliki sifat yang sama dengan kanker awal.
"Biasanya banyak pasien enggan menjalani biopsi lagi karena sudah lelah secara fisik dan mental akibat perawatan sebelumnya seperti kemoterapi atau radiasi," jelas dia.