Kenali Tanda-tanda Mengalami Luka Psikologis, Pentingnya Peduli Terhadap Kondisi Jiwa
Luka psikologis bisa disebabkan karena tekanan hidup atau stres sehari-hari, misalnya perundungan, konflik dalam keluarga, kehilangan orang terdekat
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tekanan hidup yang makin beragam seringkali menyebabkan kesehatan jiwa terganggu.
Ditambah lagi dengan kehadiran media sosial.
Baca juga: Mungkinkah Pria Tanpa 2 Tangan Lakukan Rudapaksa? Reza Indragiri: Mungkin, dengan Siasat Psikologis
Saat ini, masih banyak individu yang belum menyadari mereka mungkin sedang mengalami luka psikologis.
Apa saja tanda-tanda luka psikologis itu?
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi mengatakan, ketika orang mengalami luka psikologis maka akan merasa sedih, kecewa, takut atau khawatir karena masalah sehari-hari yang tidak mengenakkan dan yang mengganggu aktivitas harian.
Baca juga: Kondisi Siswi yang Digunduli Guru karena Kutuan, Disdikpora Cianjur Beri Pendampingan Psikologis
"Atau melihat teman yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi murung atau sikapnya berubah. Bisa jadi itu tanda bahwa kita atau rekan kita sedang mengalami luka psikologis," kata dia beberapa waktu lalu.
Luka psikologis bisa disebabkan karena tekanan hidup atau stres sehari-hari, misalnya perundungan, konflik dalam keluarga, kehilangan orang terdekat, penolakan, kegagalan dan lain-lain.
Namun sayangnya, belum banyak masyarakat yang menyadari luka psikologisnya sejak dini, sehingga tidak mendapatkan penanganan awal yang baik dan menjadi masalah kejiwaan.
Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) adalah bantuan atau dukungan psikologis paling dasar dan sederhana untuk orang-orang yang mengalami kejadian berat atau krisis, sehingga mengalami luka psikologis.
Krisis adalah insiden atau peristiwa penuh tekanan yang dianggap luar biasa.
Sementara itu, luka psikologis adalah perasaan tidak nyaman yang berlebihan dan mengganggu aktivitas keseharian.
Pihaknya telah menyusun enam buku saku untuk First Aider, yang ditujukan untuk berbagai lingkungan seperti sekolah (PAUD, SD, SMP/SMA), kampus, tempat kerja, dan masyarakat umum.
Buku saku ini bertujuan meningkatkan literasi masyarakat serta menjadi panduan bagi individu yang berperan sebagai penolong pertama dalam masalah kesehatan jiwa di masyarakat, sebelum penderita mendapatkan pertolongan profesional.
Kemenkes mengingatkan, penting untuk peduli terhadap kondisi jiwa, dimulai dari tindakan kecil seperti memberikan pertolongan pertama pada masalah psikologis yang dihadapi.
Jika masalah tersebut sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, masyarakat diimbau untuk melakukan deteksi dini melalui skrining kesehatan jiwa.
Baca juga: 5 Korban Pelecehan Agus Buntung Minta Perlindungan LPSK Untuk Pastikan Kondisi Psikologis
dr. Farhan Zubedi, dokter sekaligus influencer turut menyuarakan pentingnya kesadaran kesehatan jiwa kepada masyarakat.
"Kita sudah ada di penghujung 2024. Beberapa orang mungkin melalui perjalanan setahun ini dengan jatuh bangun dan menyisakan luka psikologis. Untuk mengatasi luka psikologis ini, diharapkan dalam setahun, dibentuk 1 juta first aider P3LP untuk membantu orang yang mengalami luka psikologis," dr Imran.