“Fashion” hingga Kuliner, Penggerak Ekonomi Indonesia di Masa Depan
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dukung pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai sumber dan kekuatan ekonomi baru.
Hijabers Indonesia penikmat fashion pasti mengenal nama Dian Pelangi. Nama hijabers ini pertama kali dikenal sebagai seorang selebgram, sebelum akhirnya ia menorehkan namanya di jajaran fashion designer muda Indonesia.
Pemilik nama lengkap Dian Wahyu Utami ini awalnya tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang desiner. Bahkan, saat remaja, Dian mengaku justru merasa “dipaksa” orang tua saat bersekolah di Jurusan Tata Busana SMK 1 Pekalongan, Jawa Tengah.
“Sempat nangis-nangis tiap pulang sekolah karena dicibir teman-teman sebaya, dikiranya cuma akan jadi tukang jahit,” ucap Dian.
Dian berhasil membuktikan dirinya sebagai seorang desiner, ketika karyanya yang memanfaatkan bahan kain tradisional berhasil membawanya ke kancah internasional, Paris Fashion Week for Peace 2018 (4/10/2017). Kreativitasnya memadupadankan kain tradisonal seperti batik Pekalongan, songket Palembang, dan kain jumputan pada desain miliknya, mendapatkan sambutan hangat dari para pecinta fashion di Paris.
Kemudian, Dian, bersama Barli Asmara, Catherine Njoo, Melia Wijaya, Vivi Zubedi, dan Doris Dorothea memamerkan karya mereka di ajang New York Fashion Week: First Stage Spring Summer 2018 yang menjadi bagian dari New York Fashion Week (NYFW).
Para desainer asal Indonesia yang tampil saat itu (7/9/2017) itu dinilai memenuhi persyaratan yang diajukan oleh pihak International Management Group (IMG) selaku penyelenggara, antara lain karena sisi orisinalitas, kekuatan konsep, dan kemampuan produksi.
Selain Dian, produsen sneakers lokal, Exodus57, juga sempat mencuri perhatian publik, termasuk Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Oktober lalu.
Produsen sneakers asal Bandung itu menampilkan sepatu berbahan kulit dan juga menggabungkannya dengan kanvas dan tenun asal Yogyakarta. Perpaduan ini membuktikan bahwa sepatu yang didesain modern tetap bisa membawa identitas Indonesia, yang diwakilli dengan kain tenun Yogyakarta.
Sneakers yang diamati Presiden Jokowi adalah seri terbaru yang mengusung tema ‘3Laborate’, yaitu versi kolaborasi 3 brand, Exodus57, UnionWell, dan Rawtype Riot.
“Fashion, kuliner, dan crafts (kerajinan tangan) itu sudah besar, dan kami mau akselerasi. Ada juga lainnya yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, yakni games, aplikasi, musik, dan film,” ujar Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, pada diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Staf Presiden, Selasa (17/10/2017).
Bekraf juga terus berupaya meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan untuk menyadari betapa pentingnya upaya bersama mendorong sektor ekonomi kreatif lain.
“Di masa depan, ekonomi tidak semata-mata bergantung pada sumber daya alam mentah,” ujar Triawan.
Bekraf mencatat, kontribusi ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2014 adalah 784,82 triliun dan meningkat 8,6 persen pada 2015 menjadi 852 triliun.
“Dari total kontribusi tersebut, sub-sektor kuliner, kriya, dan fashion memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif,” tambahnya.
Sub-sektor kuliner tercatat berkontribusi sebesar 41,69 persen, kemudian fashion sebesar 18,15 persen, dan kriya sebesar 15,70 persen. Selain itu, industri film bertumbuh 10,28 persen, musik 7,26 persen, seni/arsitektur 6,62 persen, dan game tumbuh 6,68 persen.
Tiga negara tujuan ekspor komoditas ekonomi kreatif terbesar pada 2015 adalah Amerika Serikat 31,72 persen, Jepang 6,74 persen, dan Taiwan 4,99 persen.
Data ini membuktikan bawa ekonomi kreatif memiliki potensi besar sebagai sumber dan kekuatan ekonomi baru. Meski menjanjikan, masih ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pengembangan ekonomi kreatif ini. Salah satunya adalah ekosistem bisnis dan investasi, di samping juga infrastruktur penunjang kegiatan.
Sektor ekonomi kreatif ini juga dinilai dapat memberi kesempatan kerja yang lebih besar pada anak-anak muda. Hal ini karena kekuatan masa depan ekonomi kreatif ada di tangan anak muda yang identik dengan kreativitas tanpa batas, yang membuat mereka bisa lebih bebas berkreasi dengan identitas ke-Indonesia-an miliknya.
Besarnya potensi ekonomi kreatif ini membuat pemerintah tidak ragu untuk memberikan bantuan modal kepada para pelaku usaha. Pelaku ekonomi kreatif juga telah mengakses permodalan dari bank. Pada 2016, permodalan yang diakses dari perbankan sebesar Rp 7,668 triliun. Angka tersebut melampaui target yang hanya sebesar Rp 4,9 triliun.
Sementara itu, pada 2017, tercatat pelaku ekonomi kreatif mengakses modal dari perbankan sebesar Rp 192, 9 miliar dari target Rp 280 miliar. Dengan demikian, total capaiannya sebesar Rp 7,86 triliun.
Diplomasi Soto
Ke depannya, ekonomi kreatif diharapkan dapat berkembang menjadi soft power yang bisa diandalkan oleh Indonesia untuk meningkatkan posisinya di pasar global. Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan melibatkan para calon duta besar (dubes) yang merupakan perwakilan Indonesia di negara lain.
Saat ini, Bekraf tengah mengembangkan berbagai program yang memerlukan dukungan jejaring internasional kuat, seperti Diplomasi Soto, Kopi, dan Tenun. Namun, diplomasi kuliner dan fashion tersebut tidak akan berhasil bila pada duta besar yang menjadi perwakilan Indonesia tak gencar berpromosi.
Secara keseluruhan, Bekraf membidangi 16 sebusektor ekonomi kreatif, antara lain fashion, film dan animasi, kuliner, kriya, seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, arsitektur, desain komunikasi visual, desain produk, pengembang aplikasi dan games, televisi dan radio, serta fotografi. Ke-16 subsektor ini diharapkan dapat menjadi andalan baru penggerak perekonomian nasional, baik dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto, peningkatan ekspor, maupun penyerapan tenaga kerja.
Jika sektor industri kreatif Indonesia betul-betul digarap secara baik, bukan hal mustahil Indonesia bisa berjaya di skala internasional seperti yang terjadi pada Korea dengan K-Pop-nya.
"Sebab, apa pun industri kreatif itu telah menjadi kekuatan kita. Jika industri kreatif digarap secara baik, anak-anak muda diberi ruang kreatif untuk berinovasi dan berkreativitas, bisa untuk dibawa ke luar," ujar Presiden RI Joko Widodo usai menonton festival musik We The Fest di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2017).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.