3 Tahun Jokowi-JK, Tingkatkan Kinerja Sektor Perhubungan dan Pariwisata
Sudah tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan, konektivitas antara daerah menjadi salah satu fokus kerja.
Editor: Content Writer
Sudah tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berjalan. Dalam tiga tahun tersebut, pembangunan infrastruktur dan konektivitas antara daerah menjadi salah satu fokus mereka dalam menjalankan pemerintahannya.
Menteri perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa ia ditugasi menciptakan konektivitas antar daerah. Hal ini dilakukan demi memperlancar dan mempercepat perpindahan orang dan barang dari satu tempat ke tempat lain, yang nantinya dapat memperlancar kegiatan ekonomi, khususnya pariwisata.
Tidak hanya menciptakan, namun Budi Karya juga diminta untuk memastikan konektivitas yang dirancang dapat berfungsi dengan baik.
Perbaikan konektivitas antar daerah yang telah dilaksanakan antara lain, Budi Karya mencontohkan, Bandara Silangit yang telah direnofasi dan diresmikan kembali menjadi bandara internasional. Pergantian status ini dilakukan untuk mempermudah wisata asing mengunjungo objek wisara Danau Toba.
Selain itu, Kemenhub juga telah membangun dan mengembangkan Bandara Matahora, Wakatobi, Bandara Komodo, NTT, dan Bandara Maratua, Berau.
Benar saja, dalam tiga tahun masa Pemerintahan Jokowi-JK, sektor pariwisata telah menyumbang banyak banyak pada devisa Negara. Sektor pariwisata kini berada di posisi kedua sebagai penghasil devisa terbesar nasional, dibawah sektor migas.
“Pariwisata diproyeksikan menjadi penghasil devisa tertinggi di 2019,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Kantor Kepala Staf Kepresidenan. Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Meskipun target menjadi sektor penyumbang devisa terbesar pada 2019, Menpar mengatakan bahwa tanda-tanda itu sudah mulai terlihat pada tahun ini. Bahkan ia menuturkan, devisa pariwisata akan melonjak 25 persen pada tahun ini. Hal itu sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia. (*)