Bengkayang Meriahkan Crossborder dengan International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival
Wllayah crossborder Kalimantan Barat langsung digas usai Lebaran. Salah satu event yang akan digelar adalah International Nyobeng Dayak Bidayuh Festiv
Editor: Content Writer
Wllayah crossborder Kalimantan Barat langsung digas usai Lebaran. Salah satu event yang akan digelar adalah International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival. Kegiatan ini akan dilangsungkan di Desa Hli Buei Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Tepatnya pada 15-16 Juni mendatang.
International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival sendiri berawal dari prosesi pesta panen padi Suku Dayak Bidayuh. Sebagai ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atau Tipaiak’ng (dalam bahasa Bidayuh), digelarlah Ritual Nyobeng.
Ucapan syukur juga ditujukan ke roh leluhur yang diyakini bersemayam di gunung, hutan dan lembah.
Menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang, I Made Putra Negara, Festival Nyobeng digelar sebagai pelestarian budaya. Juga memperkaya pariwisata Bengkayang.
“Untuk menjaga tali silahturami serta melestarikan budaya Suku Dayak Bidayuh, pelaksanaan even dilaksanakan bergantian di Sarawak-Malaysia dan Kabupaten Bengkayang setiap tahun. Biasanya, masyarakat kampung Suku Dayak Bidayuh dan para undangan akan saling kunjung,” katanya, Minggu (9/6/2019).
Dijelaskannya, event budaya ini mendapat dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkayang, melalui Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkayang.
“International Dayak Bidayuh Festival akan menampilkan berbagai seni tari dan adat antar negara. Serta, mengundang seluruh perwakilan Kampung Bidayuh dari Negara Malaysia – Serawak,” jelasnya.
Sanggar asal Sarawak yang diundang meliputi 4 Distrik (setingkat kecamatan), yakni Distrik Bau, Distrik Pedawan, Distrik Serian, dan Distrik Tebedu. Total terdapat Kampung 157 Kampung Dayak Bidayuh untuk ditampilkan pada International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, memperkirakan event ini dapat menghadirkan sekitar 1000 wisatawan dari Sarawak.
“Ikatan emosional antar warga Suku Dayak Bidayuh sangat kuat. Momen seperti International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival akan menjadi sarana mereka untuk berkumpul. Apalagi ini momentum setahun sekali. Yang tujuannya memang untuk silaturahmi. Kita sangat yakin akan banyak warga Sarawak berdarah Suku Dayak Bidayuh yang akan hadir,” papar Adella, didampingi Kabid Pemasaran Area III Asdep Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.
Sementara Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani mengatakan, International Nyobeng Dayak Bidayuh Festival adalah bagian dari event crossborder untuk menarik wisatawan perbatasan.
“Tujuan dari event ini adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancangera. Khususnya, melalui entry point Negara Malaysia. Yang menjadi daya tarik buat mereka adalah even ini menampilkan budaya serumpun,” katanya.
Rizki berharap kegiatan ini juga semakin meningkatkan kerjasama kepariwisataan strategis antara Indonesia – Malaysia
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan jika crossborder telah dijadikan senjata pemungkas untuk mendatangkan banyak wisatawan mancanegara.
“Kita memang mengincar jumlah yang masif dari crossborder. Kenapa? Karena potensi yang dimiliki sangat besar. Oleh karena itu, kita menyiapkan berbagai treatment. Mulai dari musik, budaya, dan lainnya,” kata Mepar Arief Yahya.
Dijelaskannya, yang value yang bisa ditawarkan buat wisatawan perbatasan adalah ikatan emosional.
“Karena, ada kesamaan budaya antara masyarakat di perbatasan. Kita coba memaksimalkan hal itu. Karena di beberapa crossborder hal tersebut terbukti ampuh,” ujar menteri lulusan Telematika University of Surrey itu.(*)