Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Destinasi Crop Circle Kediri Bikin Khofifah Jatuh Cinta

Kabupaten Kediri Jawa Timur (Jatim) makin konsisten menghadirkan berbagai destinasi berkualitas. Terbaru, Kediri menghadirkan wisata Crop Circle yang

Editor: Content Writer
zoom-in Destinasi Crop Circle Kediri Bikin Khofifah Jatuh Cinta
Kemenpar
Destinasi Crop Circle Kediri Bikin Khofifah Jatuh Cinta 

Kabupaten Kediri Jawa Timur (Jatim) makin konsisten menghadirkan berbagai destinasi berkualitas. Terbaru, Kediri menghadirkan wisata Crop Circle yang unik dan menarik. Berdiri di atas lahan seluas 2,1 hektare, destinasi ini berada di Desa Kedungmalang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Saking uniknya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indah Parawansa pun ikut mempromosikan destinasi tersebut.

Dalam akun Instagramnya @khofifah.ip, Khofifah menyebut crop circle itu bukan kaleng-kaleng buatan masyarakat, tetapi merupakan wujud kreativitas masyarakat.

"Saya berharap kedepan semakin banyak tumbuh desa-desa wisata di Jawa Timur. Yang bukan hanya mengandalkan panorama alam, namun juga mampu memadukan budaya juga kreativitas masyarakat setempat," tulis Gubernur Jatim perempuan pertama tersebut, Minggu (9/6).

Ucapan Khofifah memang bukanlah isapan jempol belaka. Crop Circle buatan para petani setempat itu memang menakjubkan. Sawah dan ladang dibentuk dengan unik sehingga instagrammable, apalagi kalau difoto dengan menggunakan drone. Ada yang ditata mirip lambang Kementerian Pertanian, ada pula yang menampilkan bentuk hati disertai tulisan cettar yang jadi jargon Syahrini.

Di lokasi ini terdapat sembilan varietas berbeda padi hibrida, serta 54 padi inbridda. Ada juga 19 jagung hibrida, delapan varietas jagung manis, jagung pulut manis, dan jagung pulut ungu. Makin lengkap pula dengan 8 varietas kedelai, sorgum, 19 varietas melon, 17 varietas mentimun, dan enam varietas bawang merah.

Tak ketinggalan 17 varietas semangka, stroberi, 10 varietas cabai, sembilan tomat, 116 kacang panjang, enam buncis, terong, kubis ungu, kubis sendok, sawi hijau, sawi sendok, bayam ungu, bayam hijau, bayam belang, okra, kemangi, labu botol, labu madu, labu jepang, paria, oyong, bunga marigold, bunga celosia, bunga matahari, dan bunga pacar air. Selain itu, juga terdapat edukasi sapi dan kambing.

Khofifah meyakini, kreativitas yang dibuat warga di desa mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Begitu pula dengan keberadaan Crop Circle di Kediri.

Berita Rekomendasi

Khofifah berharap ke depan semakin banyak tumbuh desa-desa wisata di Jawa Timur. Desa ini bukan hanya mengandalkan panorama alam, namun juga mampu memadukan budaya juga kreativitas masyarakat setempat.

"Dengan begitu perekonomian masyarakat sekitar pun dapat terdongkrak. Ayo bangun desamu," kata Khofifah.

Postingan Khofifah di Instagram ini pun viral. Bahkan banyak netizen memuji kreativitas warga mengembangkan pariwisata.

Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Kemenpar, Wawan Gunawan pun meyakini jika potensi desa wisata dapat menjadi garda terdepan pariwisata Indonesia. Karena potensi serta kreatifitasnya jelas tak terbantahkan. Baginya kini adalah saatnya desa wisata tampil menjadi salah satu destinasi utama pariwisata Indonesia.

"Kita punya destinasi wisata luar biasa. Dan kini makin mumpuni dengan dukungan desa wisata yang sangat kreatif mengembangkan segala potensinya. Saya yakin desa wisata mampu menjadi global player. Potensi tersebut sangat besar," ujar Wawan.

Wawan menyakini pengembangan desa wisata, menjadi stimulus positif pertimbuhan perekonomi pedesaan. Dengan itu akan ada peningkatan percepatan kesejahteraan masyarakat desa. Ingat pariwisata merupakan cara cepat meraup devisa. Maka dari itu pariwisata pun menjadi cara cepat membangun perekonomian desa.

“Artinya multi player efeknya banyak. Di seluruh negara di dunia, devisa sektor riil akan tumbuh ketika sektor pariwisata tumbuh. Itu sudah terbukti. Di desa pun jelas ini dapat diterapkan,” terangnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, pengembangan Desa Wisata akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Contoh konkretnya ada di Banyuwangi. Saat ini banyuwangi telah menjelma menjadi kekuatan baru pariwisata Indonesia. Hal tersebut diraih dengan wisata berbasis desa yang sekaligus menjadi alat pemerataan pembangunan.

Dengan konsep tersebut, masyarakat desa didorong sebagai pelaku dan bukan sebagai penonton semata. Banyak desa wisata di Banyuwangi yang berbasis adat, lahir dan muncul dari inisiatif masyarakat. Pemerintah hanya sebagai fasilitator.

"Jadilah desa wisata yang spektakuler. Desa wisata yang mampu mendatangkan ribuan orang, menggerakkan ekonomi rakyat secara langsung. Jatim terus bergerak memaksimalkan desa wisatanya. Seperti Desa Kedungmalang dengan Crop Circle-nya ini. Ini sangat luar biasa," papar Mantan Dirut Telkom itu. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas