Kerukunan Keluarga NTT di Nunukan Gelar Festival Budaya
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kerukunan keluarga NTT membuat Nunukan semakin berwarna.
Editor: Content Writer
Kerukunan Keluarga Nusa Tenggara Timur (NTT), turut memeriahkan event pariwisata di Nunukan, Kalimantan Utara. Kegiatan itu digelar 15 Juni lalu di GOR Dwikora Nunukan. Atau, bersamaan dengan kegiatan Halal Bihalal. Acara ini digelar Forum Komunikasi Pemuda NTT.
Menurut Kabid Pemasaran Area III Asdep Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Sapto Haryono, kegiatan yang digelar penuh dengan acara budaya.
“Acara yang digelar sangat menarik. Ada Festival Budaya, seperti fashion show, tenun ikat, empat belas lagu rakyat NTT dan pentas teater yang di tampilkan oleh Sanggar Tari Citra Pesona Lembata,” papar Sapto, Rabu (19/6).
Perwakilan dari Sanggar Tari Citra Pesona Lembata, menghadirkan sekitar 30 orang penari yang menghibur warga Nunukan. Selain tarian dan teater, panitia juga menampilkan fashion show serta kolaborasi etnis tempatan.
Secara keseluruhan, Forum Komunikasi Pemuda NTT menampilkan 12 (dua belas) tarian, 14 lagu daerah dan 1 (satu) teater serta 1 (satu) sanggar seni.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung mengatakan, kegiatan ini akan melestarikan kekayaan budaya NTT.
“Cukup banyak masyarakat NTT yang lahir dan besar di Kabupaten Nunukan. Oleh karena itu, dengan terlaksananya acara tersebut akan menampilkan seni budaya Nusa Tenggara Timur agar tetap melestarikan kekayaan dan keindahan budaya NTT menuju Indonesia mandiri,” ujar Adella.
Turut hadir dalam kegiatan itu Bupati Nunukan, para unsur SKPD dan FKPD, unsur muspida, para tokoh masyarakat. Dan tak ketinggalan GenPI Nunukan.
Ketua GenPI Nunukan, Rici Sugianto, mengatakan kegiatan ini sangat positif.
“Kegiatan yang positif. Khususnya untuk memajukan dalam sektor pariwisata di Nunukan. Sehingga, perlu dibuat agenda tahunan agar bisa menjadi tujuan para wisatawan,” paparnya.
Sementara Ketua Kerukunan Keluarga Nusa Tenggara Timur, Robby Nahak Serang, menilai kegiatan ini menjadi awal yang baik.
"Kegiatan ini mempunyai nilai ekonomi. Dan bisa menjadi pemicu pembangunan. Khususnya, di sektor pariwisata, seni dan budaya. Selain itu, meski kita berada di Nunukan, kita tetap bisa mengangkat seni dan budaya daerah asal. Di Nunukan ini, kita bisa mempertahankan kebinekaan, keragaman dan kebudayaan Nusantara NKRI yang kita banggakan,” katanya.
Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid, berharap masyarakat NTT bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sehingga kebhinekaan di Nunukan dapat terjaga, bahkan semakin kuat.
“Kita harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Tingkatkan kecakapan kita dalam berbaur di tengah - tengah masyarakat. Minimal, jangan menjadi provokasi. Kedepan, tantangan kita bukan tentang ekonomi, bukan soal kemampuan lagi. Tapi, bagaimana kita membentuk karakter kita masing – masing,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, kerukunan keluarga NTT membuat Nunukan semakin berwarna.
“Kekayaan budaya yang ada di Nunukan semakin bertambah dengan Kerukunan Keluarga NTT. Mereka boleh mempertahankan kebudayaan daerah kelahirannya. Tetapi mereka juga harus sadar jika mereka adalah bagian dari Nunukan,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.(*)