Infrastruktur Akses Bikin Pariwisata Makin Berkualitas
Presiden Jokowi dalam berbagai momentum meminta para pejabat untuk mengkoneksi akses infrastruktur yang sudah dibangun di Tol Trans Jawa ke wisata.
Editor: Content Writer
Presiden Jokowi dalam berbagai momentum meminta kepala daerah, baik gubernur, bupati, walikota untuk mengkoneksi akses infrastruktur yang sudah dibangun di Tol Trans Jawa ke destinasi wisata. Agar atraksi di destinasi itu semakin ramai dikunjungi wisatawan, dan menghidupkan ekonomi local.
“Pariwisata kita bisa besar sekali. Pertumbuhan pariwisata kita jauh lebih cepat dari regional maupun dunia,” kata Presiden Jokowi. Oleh Menpar Arief Yahya, kata-kata itu dibalik, kalau tidak di Pariwisata, sector apa yang bisa membuat Indonesia mampu duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan Negara-negara di seluruh dunia?
Dia sudah membuktikan, di TTCI-WEF, Travel and Tourism Competitiveness Index yang diperingkat oleh World Economic Forum yang berpusat di Geneva, Swiss, bahwa Natural Resources and Cultural Recources Indonesia selalu top 20 besar dunia. Dan, konsisten selalu menempati posisi teratas di berbagai forum pariwisata dunia itu menunjukkan bahwa sukses itu direncanakan, bukan kebetulan, bukan tiba-tiba.
Misalnya, selama 2016, Wonderful Indonesia menerima 46 penghargaan pada berbagai event di 22 negara. Lalu, 2017, Wonderful Indonesia menerima 27 penghargaan pada berbagai event di 13 negara.
Dan tahun 2018, Wonderful Indonesia masih konsisten menerima 66 penghargaan pada berbagai event di 15 negara. Bahkan, hingga Maret 2019, Wonderful Indonesia menerima 11 penghargaan pada berbagai event di 6 negara.
“Karena itu, saya makin optimis dengan spirit Indonesia Incorporated, bersama-sama Kementerian PUPR, Kemenhub, Pemda, Pemkab, Pemkot, akan memperkuat akses ke destinasi wisata, ini akan semakin memperkuat positioning pariwisata Indonesia di global level. Saat ini bukan yang besar melibas yang kecil, tetapi yang cepat memakan yang lambat,” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Konsistensi Menpar Arief Yahya selama 4 tahun membuat Pariwisata Indonesia semakin mendunia itu juga membuat pimpinan daerah semakin gencar menjadikan Pariwisata sebagai lokomotif pengungkit ekonomi daerahnya. Gubernur Jabar Ridwan Kamil misalnya, sudah mencanangkan Jawa Barat sebagai Provinsi Pariwisata.
“Saya percaya dengan Pak Menteri Arief Yahya, Jawa Barat ini alamnya indah, budayanya kuat, dan saya sudah menetapkan provinsi ini sebagai destinasi wisata. Saya bahkan sudah mengalokasikan budget setiap kabupaten – kota wajib membangun destinasi wisata,” ucap Gubernur Ridwan Kamil dalam beberapa kesempatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga makin gencar mendorong sector pariwisata di daerahnya. Dia terus membangun infrastruktur di Karimunjawa, destinasi wisata bahari yang masuk KSPN – Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di utara Jepara. Kini kunjungan wisatawan ke Karimunjawa semakin besar, setelah Gubernur Ganjar ikut mempromosikan dan datang ke Karimunjawa.
Diam-diam, menjelang Lebaran, saat Kemenpar merilis 10 Top Kuliner, 10 Top Destinasi dan 10 Top Event, Gubernur Ganjar bersama istri juga ke Saloka Theme Park, tempat berwisata buatan di Tuntang, Rawa Pening, yang di up load di Instagram dan Youtube-nya.
Soal lokasi destinasi yang terkadang menjadi kendala, karena jauh, waktu tempuhnya lama, habis waktu di jalan, tidak banyak variasi sepanjang jalan, dan lainnya itu dulu selalu dikeluhkan. Sejak jalan tol Trans Jawa diresmikan Presiden Jokowi, suasana jauh berbeda. “Infrastruktur akses betul-betul membuat pariwisata semakin berkualitas,” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya, saat di Saloka, Kab Semarang.
Pertama, koneksi antarkota antarprovinsi semakin cepat, jarak per jam menjadi semakin kecil, waktu yang pendek pun bisa dioptimalkan untuk berwisata. Semarang-Solo misalnya, saat ini cuma 1 jam. Jakarta-Cirebon, Cirebon-Pekalongan, Semarang-Pekalongan, Solo-Surabaya, semua menjadi sangat cepat ditempuh.
Kedua, akses yang cepat karena infrastruktur yang nyambung, membuat berwisata semakin fresh, semakin sering piknik, buat orang-orang kreatif, akan semakin produktif.
Berwisata pun lebih berkualitas, tidak habis energi di perjalanan, tetapi punya stok energi yang dioptimalkan untuk mengeksplorasi atraksi di destinasi. Wisatawan, bisa lebih lama, lebih detail, lebih longgar dalam mengeksplorasi destinasi, baik alam, budaya maupun buatan.