Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disukai Jepang, Sulsel Ekspor Perdana Talas Beku

Umbi yang mempunyai nama latin Colocasia antiquarum esculenta tersebut, ternyata memiliki kandungan protein dan kalori yang tinggi, namun rendah karbo

Editor: Content Writer
zoom-in Disukai Jepang, Sulsel Ekspor Perdana Talas Beku
Kementan
Di Jepang, talas beku ini digunakan sebagai pengganti beras dan kentang. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Siapa yang tidak kenal talas, ternyata tidak hanya populer di kalangan masyarakat Indonesia. Umbi yang mempunyai nama latin Colocasia antiquarum esculenta tersebut, ternyata memiliki kandungan protein dan kalori yang tinggi, namun rendah karbohidrat.

"Kalau sumber pangan kita manfaat buat kesehatan, buat orang luar, ini bagus. Kita berikan manfaatnya, Insya Allah berkah pula buat kita," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian di Makassar (14/9).

Kementerian Pertanian lewat Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas pengiriman perdana talas beku ke Jepang sebanyak 8,85 ton.

Sebelum dikirim, petugas Karantina Pertanian Makassar melakukan pemeriksaan dokumen dan fisik untuk memastikan produk tersebut aman dan layak serta bebas dari hama penyakit sesuai persyaratan sanitary dan phytosanitary dari negara tujuan.

Menurut Jamil, Barantan tidak hanya mensertifikasi produk mentah namun juga memastikan produk pertanian olahan baik hewan maupun tumbuhan yang dikirim aman dan layak untuk dikonsumsi.

"Untuk ekspor point pentingnya adalah pemenuhan standar sanitary and phytosanitary measure atau SPS dari negara tujuan," terang Jamil yang melepas ekspor sekaligus lakukan kunjungan kerja ke Intalasi Karantina Tumbuhan di gudang pemilik eksportir.

Baca: Kementan Dinilai Serius Terapkan Modernisasi Pertanian

Upaya tersebut menurutnya telah dikombinasikan dengan berbagai kebijakan dan inovasi layanan perkarantinaan guna makin mempermudah dan mempercepat proses ekspor.

BERITA TERKAIT

Seperti sistem OSS, peta komofitas pertanian ekspor iMace, sistem pemeriksaan In Line Inspection, sertifikat elektronik e-cert dan program peningkatan jumlah eksportir baru yaitu Agro Gemilang atau kepanjangan dari Ayo Galakkan Ekspor, Generasi Milenial Bangsa.

Menurutnya, salah satu percepatan layanan karantina dilakukan dengan penetapan gudang pemilik senagai Tempat Lain untuk melakukan tindakan karantina.

Sehingga petugas karantina dapat melakukan pemeriksaan langsung di tempat proses. "Ini bisa lebih efektif, sehingga kontainer tidak perlu lagi diperiksa di pelabuhan," terang Jamil.

Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Makassar menjelaskan bahwa selama tahun 2019, terdapat 15 eksportir baru dari total 35 eksportir selama 2019 yang mengekspor berbagai komoditas pertanian seperti umbi porang, manggis, durian, mangga, markisa dan vanili. Dan kini bertambah satu perusahaan pengekspor umbi talas yaitu PT. Tridanawa Perkasa Indonesia.

Sedangkan pertambahan negara tujuan ekspor selama 2019 sebanyak tiga negara yaitu Thailand dan Belarus untuk komoditas mede dan Papua New Guinea untuk ekspor tepung terigu.

"Kita harus jaga dan kembangkan pertumbuhan ekspor ini dengan 3K yaitu dengan menjaga kualitas, menambah kuantitas dan menjaga kontinuitasnya," imbuh Ka Barantan.

Peluang Ekspor Talas

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas