Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polling Kemendes PDTT Terkait Mudik: Mayoritas Kades Tidak Setuju

Kemendes PDTT melalukan polling ke sejumlah Kades untuk mengetahui opini soal setuju atau tidak dilaksanakan mudik pada tahun 2020 ini.

Editor: Content Writer
zoom-in Polling Kemendes PDTT Terkait Mudik: Mayoritas Kades Tidak Setuju
Kemendes PDTT
Kepala Pusat Data dan Informasi, Ivanovich Agusta, Selasa (14/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalukan polling ke sejumlah Kepala Desa (Kades) untuk mengetahui opini soal setuju atau tidak dilaksanakan mudik pada tahun 2020 ini.

Hasil polling yang dilakukan dengan metode kuantitatif berupa survai, dengan sampel diambil secara acak terstratifikasi menyebutkan jika hampir seluruh Kades tidak setuju ada mudik tahun ini.

Namun, mereka masih ragu antara kebijakan melarang atau menghimbau warganya di kota untuk mengurungkan niat mudik.

“Namun jelas, opini kepala desa saat ini lebih bersifat rasional daripada terbebani muatan adat, sosial, atau ekonomi jangka pendek,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi, Ivanovich Agusta, Selasa (14/4/2020).

Ivan, sapaan akrabnya, merujuk kebiasaan dari tahun ke tahun, mudik sebagai salah satu migrasi umat manusia yang terbesar sekaligus singkat ini mendapat dorongan yang kuat dalam aspek budaya dan sosial.

Ada ketenangan tak terperikan saat berkumpul dengan keluarga besar, sanak saudara, dan teman-teman sekampung halaman, meski cuma beberapa hari hingga beberapa minggu dalam setahun.

Potensi ekonomi mudik yang masuk ke desa juga terlalu tinggi untuk dikesampingkan. Merujuk publikasi Kementerian Perhubungan, setidaknya 23 juta warga desa di kota mudik tahun lalu.

Berita Rekomendasi

Jika Tunjangan Hari Raya (THR) senilai satu kali gaji digunakan untuk mudik, dapat diperkirakan sepanjang lebaran 2020 seharusnya minimal Rp3,4 triliun masuk desa.

Namun, kini ada fenomena kejadian luar biasa berupa pandemi Covid-19. Ini bisa membuyarkan berbagai aspek positif mudik beralih menjadi bencana pandemik masuk desa, dalam waktu yang singkat pula.

Olehnya, Kemendes PDTT memandang perlu menggali sudut pandang kepala desa sebagai opinion leader yang sangat penting di desa terhadap mudik tahun 2020. Maka pada 10-12 April 2020 diselenggarakan polling kepada kepala desa ini.

Data sampel yang diambil dari lapangan sebanyak 3.931 kepala desa pada di 31 provinsi.

"Polling menunjukkan nilai hampir mutlak, yaitu 89,75%, di antara kepala desa yang tidak setuju warganya mudik pada saat ini. Opini ini mengalahkan 10,25% kepala desa lain yang masih setuju warganya mudik. Jika merujuk pada fakta ini, aspirasi kepala desa perlu didengar oleh warga yang sedang berada di kota, yaitu agar tidak mudik ke desa pada lebaran 2020," kata Ivanovich.

Kesehatan adalah alasan utama penunjang opini kepala desa, baik untuk mudik atau tidak mudik. Walaupun demikian, alasan kesehatan hampir mutlak pada kepala desa yang tidak setuju mudik (88,38%), dibandingkan yang setuju mudik (70,72%).

Dasar alasan kesehatan menunjukkan kepala desa berperilaku rasional. Maka, penyajian informasi ilmiah atas aspek-aspek kesehatan dalam pandemik Covid-19 menjadi sangat penting.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas