Kemenhub Selenggarakan FGD Pengembangan Usaha Transportasi Laut
Guna tetap memberikan pelayanan transportasi laut kepada masyarakat perlu adanya sinergi dan kolaborasi semua pihak terkait.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Tantangan Pengembangan Usaha di bidang Transportasi Laut ke depan akan semakin berat. Hal ini selain dikarenakan dunia usaha terutama di bidang usaha transportasi laut masih harus menghadapi masa pandemi Covid-19 juga karena tuntutan dan perkembangan zaman yang semakin maju.
Untuk itu, guna tetap memberikan pelayanan transportasi laut kepada masyarakat perlu adanya sinergi dan kolaborasi semua pihak terkait untuk menyelaraskan program-program yang memihak kepada pengembangan usaha dan armada angkutan laut nasional.
Demikian disampaikan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Dr. Capt. Antoni Arif Priadi, saat membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Usaha dan Armada Angkutan Laut Tahun 2020 dengan tema “Strategi Menuju Adaptasi Baru Pada Usaha Angkutan Laut” yang diselenggarakan di Bekasi.
Menurut Dr. Capt. Antoni, pada masa adaptasi baru ini guna menjamin kelangsungan transportasi laut, ke depan semua pihak terkait harus terus bekerja keras dengan penuh inovasi untuk mendukung program pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya program strategis nasional untuk mewujudkan konektivitas transportasi laut melalui pengembangan Pelayaran Nasional dan Pelayaran Rakyat agar dapat menjangkau daerah terluar, terpencil, dan terisolasi sehingga perekonomian di daerah meningkat.
“Ke depan keberadaan pelayaran nasional dan pelayaran rakyat dalam mewujudkan konektivitas transportasi angkutan laut sampai pada daerah-daerah terluar, terpencil, dan terisolasi, yang mempunyai peran besar terhadap pertumbuhan perekonomian di daerah maupun perekonomian secara nasional di Indonesia,” kata Dr. Capt. Antoni.
Capt. Antoni juga menyebutkan, dalam rangka mewujudkan program konektivitas transportasi laut, sejak tahun 2015 s.d 2019 telah mengembangkan pelayaran nasional dan pelayaran rakyat dengan membangun 100 unit kapal yang terdiri 15 unit kapal kontainer, 60 unit kapal perintis, dan 5 unit Kapal Angkutan Ternak.
“Selain itu, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut juga telah membangun 138 kapal pelayaran rakyat yang telah dihibahkan kepada Pemerintah Daerah yang sangat membutuhkan agar daerah-daerah yang memiliki wilayah dalam kategori daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan dan angkutan pedalaman, dapat terkoneksi dengan daerah yang lebih maju sehingga mampu meningkatkan perekonomian daerah,” kata Capt. Antoni.
Lebih jauh Capt. Antoni mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengemban tugas untuk melaksanakan Inpres No 5 Tahun 2020 tentang Penataan Logistik Ekosistem Nasional yaitu mengintegrasi sistem perizinan dan layanan ekspor impor dan logistic dilingkungan kerja kementerian perhubungan dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui Indonesia Nasional Single Window (INSW).
Selain itu, Ditjen Perhubungan Laut juga harus melakukan penataan tata ruang kepelabuhan serta jalur distribusi barang.
“Semua Ini tentunya menjadi tugas bersama semua pihak terkait yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi terhadap program-program yang pro-terhadap pengembangan usaha dan armada angkutan laut nasional,” kata Capt. Antoni.
Sementara Kasubdit Pegembangan Usaha Angkutan Laut, R. Yogie Nugraha selaku Ketua Panitia FGD mengatakan bahwa penyelenggaran FGD ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dalam menyelaraskan dan mensinergikan program-program kementerian/lembaga dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan usaha dan armada angkutan laut nasional.
Menurut Yogie, FGD Pegembangan Usaha Angkutan Laut Tahun 2020 selain diikuti oleh peserta secara langsung juga diikuti peserta secara virtual melalui zoom meeting yang berasal dari Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan, Kantor Pusat DItjen Perhubungan Laut, para Unit Penyelenggaea Teknis Ditjen Hubla (UPT) Ditjen Hubla serta para stakeholder di bidang transportasi laut.
Adapun narasumber berasal dari Kementerian Perhubunganm Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan DPP INSA dengan materi diskusi terkait Regulasi dan Kebijakan Pengembangan Usaha dan Armada Angkutan Laut Nasional, Kesiapan Industri Perkapalan Nasional dalam Membangun Kapal dan Penyediaan Komponen Lokal, Kebijakan Pemerintah dalam strategi baru menjamin kemudahan berusaha pada era adaptasi baru dan Kondisi Pelayaran Nasional, Peluang, Tantangan dan Hambatan.
“Kami berharap dari Focus Group Discussion Pengembangan Usaha dan Armada Angkutan Laut Nasional Tahun 2020 dapat menghasilkan kesamaan pemahaman dan sinergi dalam mengembangkan usaha dan armada angkutan laut nasional,” tutup Yogie. (*)